Banyak karyawan OpenAI mengajukan keluhan kepada SEC, menuduh perusahaan tersebut mencegah mereka melaporkan risiko serius dari teknologi AI.

Keluhan setebal tujuh halaman yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) awal bulan ini diterbitkan secara eksklusif oleh The Washington Post, menuduh OpenAI menerapkan perjanjian ketenagakerjaan, pesangon, dan kerahasiaan informasi yang ketat, yang berpotensi mengakibatkan hukuman bagi karyawan yang berani melakukannya berbicara tentang kekhawatiran mereka.

Secara khusus, karyawan yang mencela OpenAI meminta mereka melepaskan hak menerima kompensasi saat melaporkan pelanggaran sesuai hukum. Selain itu, informasi apa pun yang ingin Anda bagikan dengan pemerintah federal, baik mengenai risiko keamanan atau pelanggaran hukum, harus disetujui terlebih dahulu oleh OpenAI.

Ketentuan ini dikatakan bertentangan dengan undang-undang federal yang dirancang untuk melindungi mereka yang berani mengungkap kesalahan dalam organisasi.

Pengacara yang mewakili kelompok karyawan tersebut mengatakan bahwa OpenAI secara serius melanggar hukum untuk melindungi pelapor, sehingga menghambat upaya pemerintah untuk memantau dan mengelola bidang AI yang baru lahir. “Kontrak-kontrak ini seperti ancaman tersirat: 'Jangan pernah berpikir untuk melaporkan kepada pihak berwenang,'” kata seorang karyawan yang tidak disebutkan namanya.

Pihak OpenAI membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa kebijakan perusahaan tetap menjamin hak-hak pelapor. “Kebijakan kami melindungi hak pekerja untuk mengungkapkan informasi yang dilindungi hukum,” kata juru bicara OpenAI Hannah Wong.

Selain itu, Ibu Wong juga menekankan bahwa OpenAI mendorong perdebatan serius mengenai teknologi AI dan telah melakukan perubahan dalam kebijakan penghentian untuk menghapus ketentuan kontroversial.

CEO OpenAI Sam Altman berbicara kepada wartawan di Capitol Hill tahun lalu. (Elizabeth Frantz/Menurut The Washington Post)

Namun, kasus ini sekali lagi menimbulkan kekhawatiran mengenai risiko bahwa perusahaan teknologi, khususnya di bidang AI, memanfaatkan celah hukum untuk membungkam pekerja dan menghindari akuntabilitas.

Para ahli menyerukan SEC dan pihak berwenang untuk mengambil tindakan yang lebih kuat untuk mencegah tindakan yang menghalangi pelapor dan memastikan transparansi dan akuntabilitas di sektor teknologi utama ini.

Kasus OpenAI terjadi dalam konteks meningkatnya kekhawatiran mengenai tingkat perkembangan AI yang sangat tinggi dan risiko penyalahgunaan teknologi ini untuk tujuan yang buruk.

Insiden ini mengharuskan para pembuat kebijakan, regulator, dan masyarakat untuk bergandengan tangan membangun koridor hukum yang cukup kuat untuk mendorong inovasi dan secara efektif mengendalikan potensi risiko yang tersembunyi, sehingga memastikan AI benar-benar melayani kepentingan manusia.