Frekuensi Kejahatan Kripto Meningkat

YEREVAN (CoinChapter.com) — Hong Kong menghadapi peningkatan kejahatan kripto dengan kekerasan yang menargetkan pemilik mata uang kripto. Baru-baru ini, dua wanita Tiongkok daratan menculik seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dari sebuah pusat perbelanjaan di Tseung Kwan O pada tanggal 3 Juli. Mereka menuntut uang tebusan sebesar US$660.000 dalam bentuk USDT, seperti dilansir Hong Kong Free Press. Selanjutnya, polisi menggerebek apartemen tempat anak laki-laki tersebut ditahan, menangkap para tersangka, dan menemukan anak tersebut tidak terluka.

Gambar yang tampak seperti tangkapan layar rekaman pengawasan menunjukkan seorang anak laki-laki dibawa pergi oleh orang bertopeng pada 3 Juli 2024. Foto: Internet.

Kwan King-pan, Kepala Inspektur Biro Kejahatan Terorganisir dan Triad, menekankan kemampuan mereka untuk melacak cryptocurrency.

“Beberapa penjahat salah mengira bahwa mata uang kripto lebih sulit dilacak, namun saya menekankan bahwa pihak berwenang mampu dan bertekad untuk membawa mereka ke pengadilan,”

dia berkata.

Umpan Perdagangan Kripto dan Penculikan dengan Kekerasan di Hong Kong

Insiden ini adalah bagian dari tren yang lebih luas di Hong Kong dan wilayah lainnya. Misalnya, pada bulan Maret, seorang anak berusia 19 tahun dibujuk ke kamar hotel di Hung Hom untuk melakukan perdagangan mata uang kripto. Sebaliknya, sembilan orang menuntut penghasilan kriptonya sebesar HK$180,000 dan memukulinya dengan tongkat baseball ketika dia menolak.

Dalam kasus lain di bulan Mei, empat pria menculik seorang investor kripto berusia 55 tahun di Sheung Shui. Mereka menghentikan mobilnya, menyerang suaminya dengan senjata bius, dan kemudian menculiknya. Setelah satu jam, mereka melepaskannya. Penculikan itu terkait dengan perselisihan investasi kripto senilai $1.9 juta.

Kejahatan Besar: Hukuman AS dan Penculikan Mematikan di Filipina

Kejahatan-kejahatan ini tidak hanya terjadi di Hong Kong. Bulan lalu, pengadilan AS memvonis Remy St Felix, 24, karena memimpin “kru perampokan” yang menargetkan pemilik mata uang kripto dalam invasi kekerasan ke rumah di empat negara bagian. Menurut Departemen Kehakiman AS, pada bulan April 2023, St Felix dan seorang kaki tangannya menyerang seorang korban, mengikat mereka dengan ritsleting, dan mengancam akan melakukan lebih banyak kekerasan sementara rekan konspirator lainnya mentransfer lebih dari $150,000 mata uang kripto dari rekening korban.

Hukuman St Felix atas Kejahatan Kripto. Sumber: Justice.gov

Di Filipina, pihak berwenang juga melaporkan penculikan terkait kripto. Bulan lalu, dua pengusaha Tiongkok, Xia Kefu dan Sun Jing, diculik. Pada tanggal 21 Juni, keluarga mereka menerima tuntutan tebusan sebesar US$2 juta dalam USDT. Tragisnya, kedua pria tersebut ditemukan tewas di dekat Manila pada 27 Juni.

Polisi Memperingatkan: Kejahatan Kripto Dapat Dilacak dan Dipulihkan

Polisi mengingatkan masyarakat bahwa meskipun mata uang kripto bersifat digital, mereka tidak kebal terhadap kejahatan tradisional. Mereka menekankan kemampuan mereka untuk melacak dan memulihkan aset yang dicuri.

Kasus-kasus baru-baru ini menyoroti semakin fokusnya lembaga penegak hukum di seluruh dunia dalam melacak dan menangkap mereka yang menggunakan cryptocurrency untuk kegiatan kriminal.

Pos Frekuensi Kejahatan Kripto Meningkat Saat Balita Hong Kong Diculik untuk Mendapatkan Tebusan muncul pertama kali di CoinChapter.