🌈 Analisis mendalam tentang strategi kenaikan dan penurunan suku bunga dolar AS”

🌟 Melihat kembali sejarah panjangnya, dolar AS merupakan penggerak penting perekonomian global, dan strategi penyesuaian suku bunganya berdampak besar pada lanskap perekonomian global.

- Badai tahun 1980-an: Federal Reserve menaikkan suku bunga secara tajam sebesar 20%. Langkah ini seperti badai keuangan, yang secara langsung menyebabkan pecahnya krisis ekonomi di Amerika Latin pada tahun 1982. Beberapa negara kecil bahkan menghadapi dilema. kehilangan kedaulatannya.

- Impian Jepang hancur: Pada tahun 1989, Federal Reserve mengambil tindakan lagi dan menaikkan suku bunga sebesar 9,75%. Keputusan ini seperti pisau tajam, menusuk gelembung besar di pasar real estate Jepang. Perekonomian Jepang kemudian jatuh ke dalam a kemerosotan selama beberapa dekade dan disebut sebagai "Tiga Puluh Tahun yang Hilang".

- Runtuhnya keuangan Asia: Waktu berlalu hingga tahun 1995, dan Federal Reserve menaikkan suku bunga menjadi 6%. Penyesuaian kebijakan ini secara tidak langsung memicu krisis keuangan Asia pada tahun 1997, yang menyebabkan kerusakan besar pada perekonomian banyak negara Asia.

📈 Berfokus pada masa kini, sejak merebaknya epidemi mahkota baru pada tahun 2020, Federal Reserve telah menyelesaikan sepuluh kenaikan suku bunga hanya dalam beberapa tahun, mendorong suku bunga menjadi 5,5%. Rangkaian kenaikan suku bunga ini sekali lagi membuka babak baru dalam “permainan pasang surut” perekonomian global.

- Pemotongan suku bunga: sarang gelembung: Selama siklus penurunan suku bunga, imbal hasil aset dolar AS di Federal Reserve menurun, menyebabkan membanjirnya dana mengalir ke seluruh belahan dunia, terutama di negara-negara berisiko tinggi dan tinggi. -bidang hasil seperti pasar saham dan pasar properti. Aliran modal semacam ini tidak hanya mendorong kemakmuran perekonomian global, namun juga secara diam-diam menggembungkan berbagai gelembung ekonomi.

- Menaikkan suku bunga: Meledaknya gelembung: Ketika The Fed mulai menaikkan suku bunga, yang terjadi justru sebaliknya. Kembalinya dolar seperti air pasang yang surut, memperlihatkan bebatuan dan pasir di dasar laut. Harga aset seperti pasar saham dan pasar properti anjlok, dan gelembung ekonomi meledak dengan cepat, diikuti oleh serangkaian reaksi berantai seperti penutupan pabrik, pengangguran pekerja, dan berkurangnya daya konsumsi. Pada saat ini, harga aset global anjlok, memberikan investor dolar AS dalam jumlah besar peluang bagus untuk membeli aset berkualitas tinggi di tingkat bawah.

🌍 Dolar AS, “tangan tak terlihat” dalam sistem ekonomi global, terus “memanen” kekayaan di seluruh dunia melalui operasi siklus menaikkan dan menurunkan suku bunga.

🔥 Dengan perubahan besar dalam lanskap ekonomi global, dapatkah dolar AS melanjutkan “permainan pasang surut”-nya, atau akankah ia jatuh dari altar dan digantikan oleh sistem moneter internasional yang lebih adil dan masuk akal?