Menurut Bloomberg, biaya jaringan Bitcoin telah menurun secara signifikan, memberikan tekanan pada pendapatan para penambang. Harga rata-rata biaya ini telah turun menjadi antara $3 dan $5, penurunan yang signifikan dari rata-rata $45 di bulan Januari, menurut data dari Kaiko. Penurunan ini membuat proses penambangan menjadi kurang menguntungkan, karena biaya seperti energi, upah, dan sewa tidak berubah.

Di masa lalu, kenaikan harga Bitcoin setelah halving biasanya membantu para penambang mengimbangi penurunan imbalan. Harga Bitcoin mengalami kenaikan setelah tiga halving sebelumnya. Namun, harga Bitcoin relatif stabil sejak perubahan perangkat lunak pada 19 April.

Pada bulan April, biaya telah melonjak hingga hampir $150 setelah halving, karena lonjakan token nonfungible yang dicetak di blockchain Bitcoin. Kenaikan ini memberikan keringanan jangka pendek bagi para penambang sebelum biaya kembali ke tingkat rata-rata.

Salah satu penambang Bitcoin terbesar, Marathon Digital, menjual 390 Bitcoin pada bulan Mei dan berencana menjual lebih banyak token untuk mengelola keuangannya. Menurut Kaiko, risiko penjualan paksa Bitcoin dari para penambang mungkin terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Perusahaan riset tersebut juga memperkirakan bahwa tekanan pendapatan akan mengarah pada merger karena para penambang berupaya mengkonsolidasikan aset dan meningkatkan efisiensi. Tren konsolidasi ini diperkirakan akan terus berlanjut karena dampak dari halving yang terjadi di seluruh industri. Kaiko mengutip contoh penambang Riot Platforms Inc., tanpa memberikan rincian lebih lanjut.