#btc #USDT铸造 Fenomena premi antara Bitcoin (BTC) dan Tether (USDT) biasanya mencerminkan perbedaan permintaan cryptocurrency di berbagai pasar, terutama saat ketidakseimbangan penawaran dan permintaan atau pembatasan kebijakan di pasar tertentu lebih terlihat.
Penyebab terbentuknya premi
1. Perbedaan permintaan pasar:
Premi Bitcoin: Ketika permintaan Bitcoin di suatu daerah melonjak (seperti meningkatnya sentimen lindung nilai atau pengendalian modal yang ketat), harga Bitcoin di pasar tersebut cenderung lebih tinggi dari harga rata-rata global, menghasilkan "premi".
Premi Tether: USDT sebagai stablecoin, biasanya terikat dengan dolar AS, namun saat permintaan melonjak (seperti kekurangan likuiditas di bursa atau pembatasan setoran dan penarikan mata uang fiat), harga USDT dapat melebihi 1 dolar AS, membentuk premi.
2. Pengendalian modal dan pembatasan regulasi:
Di negara-negara seperti China yang menerapkan pengendalian modal ketat, investor tidak dapat dengan mudah menukarkan mata uang fiat, yang menyebabkan permintaan Bitcoin dan Tether meningkat, sehingga mendorong harga naik.
3. Kepanikan pasar dan fluktuasi kepercayaan:
Ketika terjadi kepanikan di pasar atau perubahan kebijakan yang signifikan, premi USDT cenderung meningkat, investor lebih cenderung memindahkan dana mereka ke stablecoin untuk menghindari risiko.
4. Perbedaan likuiditas bursa:
Beberapa bursa memiliki likuiditas USDT yang rendah, atau saluran penarikan yang terbatas, yang dapat menyebabkan fenomena premi USDT di bursa tertentu.
Kasus dan data khas
"Premium Kimchi" di Korea: Di pasar Korea, karena pembatasan regulasi, harga Bitcoin biasanya lebih tinggi dari harga rata-rata global, dengan tingkat premi terkadang mencapai 5%-10%.
USDT di pasar China: Dengan saluran mata uang fiat yang dibatasi, premi USDT sering muncul, mencerminkan permintaan tinggi pasar terhadap stablecoin dolar AS.
Kesimpulan
Fenomena premi Bitcoin dan Tether terutama dipengaruhi oleh kebijakan regional, ketidakseimbangan penawaran dan permintaan, serta emosi pasar. Investor yang mengamati fenomena ini dapat menganggapnya sebagai indikator likuiditas pasar dan emosi investasi, dan merumuskan strategi investasi yang sesuai berdasarkan kondisi premi.