Bursa Efek New York (NYSE) akan memperkenalkan opsi bitcoin. untuk menentukan harga, NYSE akan menggunakan index XBX yang melacak harga spot Bitcoin di beberapa bursa mata uang crypto dan diperbarui sekali per detik setiap hari.
opsi memberikan hak, namun bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual aset pada harga dan tanggal yang telah di tentukan.
NYSE menjelaskan bahwa kolaborasi ini di dorong oleh antusiasme investor menyusul persetujuan ETF Bitcoin spot. menurut pengumuman resmi, kontrak opsi ini akan diselesaikan dalam mata uang fiat. tanggal peluncuran spesifik untuk kategori produk baru ini belum di ungkap. #crypto. #ETFApprouval $BTC
Senator AS Cynthia Lummis menyoroti besarnya pengaruh industri kripto pada perekonomian Amerika Serikat, khususnya pasca Pemilu nanti.
Karenanya, Lummis menekankan pentingnya regulasi yang tepat dan bijaksana dalam mendukung perkembangan industri ini dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk inovasi dalam teknologi blockchain dan kripto.
Kerjasama antara regulator dan pelaku industri yang sehat juga memainkan peranan penting bagi perkembangan industri aset digital.
Pajak pembakaran yang berlaku di jaringan Terra Luna ialah sebesar 0,5%, dari jumlah tersebut 80% digunakan untuk pembakaran dan 20% sisanya didistribusikan masing-masing 10% bagi pool komunitas dan pool Oracle. #bitcoin #Binance $BTC
Fantom ($FTM ) mengumumkan upgrade besar pada jaringan Opera. Upgrade ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan kapasitas transaksi.
Upgrade ini termasuk optimasi konsensus Lachesis dan perbaikan pada protokol jaringan untuk meningkatkan efisiensi.
Harga FTM diperkirakan akan pulih seiring dengan peluncuran pembaruan ini, meskipun saat ini harga pasarnya masih menunjukkan volatilitas yang tinggi.
Di tengah konsolidasi harga Bitcoin ($BTC ) saat ini, metrik analisisnya menunjukkan sinyal bullish yang kuat.
Analis Bitcoin Willy Woo mematok level harga US$73.000 sebagai titik resistensi sebelum bullrun. Jika level tersebut berhasil ditembus, tekanan singkat bisa memicu bullrun hingga level US$75.000 per unit.
Dalam jangka pendek, volatilitas harga Bitcoin akan bertahan lantaran dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kondisi perekonomian AS dan perkembangan di pasar derivatif
Solana didapuk sebagai kandidat kripto yang akan menjadi komoditas exchange-traded funds (ETF) berikutnya setelah Ethereum. Namun, Chicago Mercantile Exchange (CME) yang sebelumnya dikabarkan bakal menjadi pasar bagi SOL malah menegaskan perihal ketiadaan rencana menawarkan produk derivatif Solana ($SOL ) dalam waktu dekat.
James Seyffart, analis ETF dari Bloomberg, menyebutkan bahwa kemunculan ETF Solana tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat mengingat ketatnya regulasi di Amerika Serikat.
Ditambah lagi, Solana mengalami masalah kemacetan jaringan yang signifikan hingga menyebabkan tingkat kegagalan transaksi mencapai 75% akibat "bot spam". Kemacetan ini juga memunculkan kontroversi lain terkait pasokan token SOL yang tidak terungkap sebelumnya, yakni sebanyak 13 juta token tambahan.
Harga SOL merespons negatif kabar tersebut dengan depresiasi nilai pasar dari US$200 ke US$165 per unitnya akibat kasus ini. Penurunan juga disertai dengan volume perdagangan yang ikut turun 17% dalam 24 jam terakhir. $SOL #solanainfo #ETFApprouval
BlackRock Ajukan Formulir S-1 untuk ETF Spot Ethereum
Merespons persetujuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) terhadap formulir 19-b ETF Spot Ethereum, Blackrock segera mengajukan formulir S-1 yang direvisi untuk ETF spot Ethereum.
Persetujuan SEC terhadap ETF Ethereum dari perusahaan-perusahaan terkemuka, termasuk BlackRock, menunjukkan tonggak sejarah regulasi yang signifikan.
Analis Bloomberg Erick Balchunas mengatakan adanya implikasi positif dari pengajuan terbaru BlackRock untuk masa depan ETF Ethereum.