$BTC Bitcoin Diprediksi akan Alami Krisis Likuiditas Penjualan Enam Bulan Lagi!

CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, telah menyampaikan kekhawatirannya terkait kemungkinan krisis likuiditas penjualan Bitcoin dalam enam bulan ke depan.

Ia mengindikasikan bahwa hal ini bisa terjadi karena tren arus masuk ETF Bitcoin Spot yang terus meningkat, yang baru-baru ini mencapai volume perdagangan sebesar US$10 miliar.

Dalam pandangannya, hal ini dapat memicu kenaikan harga Bitcoin yang tidak menguntungkan bagi calon pembeli yang berharap harga akan turun. Ju menekankan bahwa para “Bears” (pemburu penurunan harga) tidak akan mendapat keuntungan sampai aliran masuk ke ETF Bitcoin spot berhenti.

Menurut Ju, jika arus masuk ke ETF tidak berhenti, harga Bitcoin kemungkinan akan melampaui ekspektasi, dan krisis likuiditas penjualan bisa terjadi secara resmi.

Dia mengatakan bahwa krisis ini akan terjadi jika alamat akumulasi secara kolektif memegang tiga juta BTC, sementara pada saat ini, alamat tersebut hanya memegang 1,6 juta BTC.

Sementara itu, data dari penelitian BitMEX menunjukkan bahwa Bitcoin ETFs di AS kini menyimpan hampir 4% dari total pasokan Bitcoin, dengan jumlah 776,464 BTC senilai US$47,7 miliar. Selain itu, pemerintah AS juga merupakan pemegang besar lainnya, dengan diperkirakan menguasai hingga 215.000 BTC senilai $13,23 miliar, atau sekitar 1,1% dari pasokan Bitcoin yang beredar.

Sedangkan sekitar 10% dari pasokan Bitcoin berada di exchange kripto, sedikit lebih banyak dari yang dimiliki oleh para penambang. Namun, terdapat ketidakpastian terkait alamat yang terkait dengan pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto, yang belum pernah terjadi transaksi. Alamat tersebut diperkirakan berisi antara 600.000 BTC hingga 1,1 juta BTC, setara dengan 3% hingga 5,6% dari pasokan yang beredar.

Sementara itu, sebuah studi dari Chainalysis pada tahun 2020 menunjukkan bahwa sekitar 3,7 juta BTC mungkin hilang selamanya, yang berarti 19% dari pasokan mungkin tidak akan pernah bergerak lagi. #DYORR