Di dunia trading, pergerakan nilai aset investasi banyak dipengaruhi oleh banyak hal. Mulai dari peristiwa ekonomi, politik sosial, dan berbagai momen dan hal lainnya.

Hal tersebut menjadi dasar analisis para trader dalam mengambil keputusan ketika bermain trading. Selain itu, salah satu aspek penting yang harus diketahui dan bisa mempengaruhi pergerakan harga aset di pasar adalah perilisan data Non-Farm Payroll (NFP).

Dilansir dari MIFX, Non-Farm Payroll (NFP) adalah data yang dirilis Biro Tenaga Kerja AS pada hari Jumat pertama setiap bulan. Namun untuk Maret 2023, data NFP akan dirilis pada Jumat pekan ke-2, tepatnya pukul 20.30 WIB. Penundaan ini tidak menjadi masalah, sebab rilis NFP memang dapat diundur pada minggu ke-2 ke Jumat minggu ke-2.

"NFP juga merupakan high-impact economic data yang berpengaruh terhadap volatilitas harga di pasar forex. Data NFP merupakan laporan terkait penambahan jumlah pekerja di semua sektor, kecuali pertanian, wirausaha, pekerjaan rumah tangga, pegawai pemerintah, militer, dan Lembaga nonprofit," terang MIFX dalam keterangan resminya, Kamis (9/3/2023)

Bagi para trader, NFP disebut sebagai data besar. Ini dikarenakan menjelang dan setelah rilis data NFP, harga instrumen keuangan seperti forex dan komoditas, dapat bergerak secara tak beraturan atau volatil.

Ada dua sudut pandang yang bisa digunakan untuk menginterpretasikan rilis NFP terhadap USD yang melawan mata uang negara lain. Hal itu bisa dilihat dari apakah rilis data NFP lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan lebih tinggi dari konsensus.

Jika rilis NFP lebih tinggi dari sebelumnya dan lebih tinggi dari konsensus, maka hal ini menunjukkan kondisi perekonomian AS semakin ekspansif. Sehingga kondisi ini cenderung mendorong nilai USD lebih tinggi dan menguat.

Kondisi tersebut juga menghasilkan major forex pair seperti GBP/USD dan EUR/USD akan bergerak turun/bearish. Sementara itu, untuk pasangan USD/JPY akan cenderung bergerak naik/bullish. Hal sebaliknya berlaku terhadap USD jika rilis data NFP lebih rendah dari bulan sebelumnya atau lebih rendah dari konsensus.

Dalam memperkirakan rilis data NFP para trader biasa menganalisis berdasarkan data ekonomi AS tipe leading indicators yang sudah dirilis untuk periode Februari 2023. Dalam perilisan tersebut mencakup, kinerja ISM Manufacturing, S&P Global PMI Manufacturing, dan JolTs Job Opening.

Dalam rilis tersebut bisa dilihat, jika rilis data indikator ini meningkat atau setidaknya di level ekspansi ≥ 50, maka besar potensi rilis NFP akan lebih baik dari konsensus dan dari bulan sebelumnya, serta berlaku sebaliknya.

Selain itu, berdasarkan rilis Februari 2023 tersebut, besar kemungkinan bahwa rilis data NFP pada pekan ini akan berkisar 250.000-400.000. Perkiraan data NFP Februari 2023 memang cenderung akan lebih rendah jika dibandingkan capaian NFP bulan Januari 2023.

Kondisi ini masih tetap menunjukkan kuatnya aktivitas perekonomian AS, apalagi mengingat perkiraan rilis NFP ini dapat melebihi konsensus. Secara keseluruhan, MIFX pun melihat potensi masih menguatnya USD, sementara harga komoditas dan indeks berpotensi tertekan pasca rilis NFP periode Februari 2023.

Harus diperhatikan, jika hasil NFP lebih tinggi dibandingkan dengan konsensus, maka The Fed dan bank sentral negara besar dunia akan cenderung terus menaikkan suku bunga acuan. Itu menghasilkan penguatan Indeks Dolar AS akan semakin signifikan.

Adapun implikasi dari penguatan Indeks Dolar AS ini adalah, depresiasi nilai tukar mata uang global terhadap USD, harga Emas akan terkoreksi, dan harga komoditas akan tertekan. Hal ini terjadi karena kenaikan tingkat suku bunga acuan di negara sebesar AS bisa menekan laju konsumsi dan produktivitas pasar global, seiring semakin mahalnya beban bunga.

Berlanjutnya kenaikan tingkat suku bunga acuan global mendongkrak kekhawatiran terhadap potensi resesi. Apabila resesi benar-benar terjadi, MIFX pun melihat potensi bank sentral global akan bergegas memangkas tingkat suku bunga acuan; hal ini seharusnya akan memberikan dampak positif untuk harga komoditas. #NFPCryptoImpact