Negara kepulauan di Laut Filipina, Palau, yang terdiri dari lebih 300 pulau-pulau telah mengumumkan kemitraan dengan Ripple untuk meluncurkan percontohan terbatas dari stablecoin miliknya. Stablecoin tersebut akan dipatok dengan nilai dolar AS dan menggunakan teknologi XRP sebagai platformnya.
Proyek stabilcoin Palau, yang dipimpin oleh Jay Hunter Anson, anggota dewan direksi Kementerian Keuangan, telah berhasil memulai uji coba pada bulan Maret. Selama tiga minggu berjalan, proyek tersebut telah berhasil mendistribusikan Stablecoin Palau (PSC) ke pasar.
“Kami telah mendistribusikan PSC (Palau Stablecoin) selama tiga minggu. Hari ini adalah siaran pers resmi pertama kami,” kata Hunter Anson dalam sebuah posting tweet.
Pada tanggal 13 Juli, Hunter Anson menjadi orang pertama yang menggunakan Stablecoin Palau (PSC), yang juga dikenal sebagai "kluk", untuk membeli sarapan Mikronesia dari vendor yang berkolaborasi. Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan bahwa PSC merupakan prototipe digitalisasi dolar AS yang sedang dikembangkan melalui kemitraan dengan Ripple menggunakan teknologi blockchain XRPL. Jika proyek ini berhasil, uji coba tersebut berpotensi merevolusi cara penduduk Palau melakukan pembayaran atas barang dan jasa di masa depan.
Selama program uji coba PSC, sejumlah pegawai pemerintah dan pedagang lokal di Palau dengan sukarela ikut berpartisipasi dalam menggunakan stablecoin ini. Beberapa pedagang terkemuka, seperti Surrangel and Sons, The Penthouse Hotel, dan King's Minute Mart, telah menerima PSC sebagai bentuk pembayaran selama periode uji coba. Meskipun demikian, pemerintah Palau tidak memberikan jaminan terkait kelanjutan proyek setelah tahap uji coba berakhir.
“Kami akan mengirimkan laporan kepada presiden dan kongres dengan rekomendasi apakah stablecoin adalah program yang bagus untuk Palau atau tidak. Langkah selanjutnya setelah itu akan tergantung pada apa yang diizinkan oleh otoritas pemerintah,” ujar Hunter Anson.
Sebelumnya, Palau telah mengadakan kemitraan dengan Cryptic Labs, sebuah perusahaan riset blockchain. Kedua pihak dilaporkan tengah terlibat dalam program residensi digital yang menjadi yang pertama di dunia.
Dalam program inovatif ini, penduduk Palau memiliki kesempatan untuk mengajukan permohonan dan mendapatkan NFT yang mewakili kartu identitas mereka. NFT ini memberikan akses khusus ke berbagai fasilitas berbasis di Palau, termasuk layanan pengiriman dan alamat fisik.
"Dengan mendigitalkan mata uang kami, kami berharap dapat memobilisasi proses ekonomi dan pemerintah kami untuk meningkatkan transaksi keuangan dan memberdayakan warga negara kami. Sebagai negara yang lebih kecil, Palau memiliki keunggulan untuk menjadi inovatif dan gesit dalam merilis stablecoin kami," kata Presiden Republik Palau, Surangel S. Whipps Jr. dalam menanggapi perihal CBDC-nya.