Pada masa Perang Dunia Kedua, salah satu momen penting yang memberikan dampak besar pada ekonomi global adalah embargo ekonomi yang diberlakukan oleh negara-negara Barat terhadap Jepang. Embargo ini terjadi sebagai respon atas agresi Jepang terhadap China, sebuah invasi yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan kawasan Asia Pasifik dan kepentingan negara-negara Barat di wilayah tersebut. Jepang yang sangat bergantung pada impor bahan mentah, seperti minyak, merasakan dampak besar dari embargo ini, yang pada akhirnya mendorong Jepang untuk mencari sumber daya baru secara agresif, termasuk menyerang wilayah-wilayah di Asia Tenggara.
Embargo ini menandakan sebuah langkah tegas negara-negara besar untuk mengekang ambisi agresor melalui tekanan ekonomi, meski di sisi lain, juga memicu respons yang lebih berani dari pihak yang dikenai sanksi.
Sejarah ini memiliki relevansi kuat dengan situasi terkini antara Rusia dan Ukraina. Ketika Rusia melakukan invasi ke Ukraina, negara-negara Barat segera mengambil langkah untuk menjatuhkan sanksi ekonomi yang keras pada Rusia. Tujuannya serupa: menghentikan agresi melalui jalur ekonomi, dengan harapan bahwa tekanan finansial akan mengurangi kapabilitas militer Rusia atau mempengaruhi kebijakan pemerintahnya.
Pertanyaan besar muncul: apakah sejarah akan terulang kembali? Apakah sanksi ini akan membawa dampak yang sama, atau akankah Rusia, seperti halnya Jepang di masa lalu, bertahan dan menemukan cara untuk menghindari efek embargo?
Memang ada perbedaan konteks dan zaman, tetapi sejarah telah menunjukkan bahwa sanksi ekonomi bisa memicu respons yang tidak terduga dari pihak yang terkena dampak. Mari kita terus mengamati, sembari mengingat bahwa meski sejarah tidak selalu terulang persis sama, pelajaran yang diberikan tetap bisa menjadi panduan dalam memahami dinamika global saat ini.