Sepertinya pasar bullish cryptocurrency pada tahun 2024 hanya akan didominasi oleh BTC, jika BTC naik 3%, altcoin naik 1%; jika BTC turun 1%, altcoin turun 3%, dan kondisi ini akan tetap ada di tahun 2025. Apakah AS akan menjadikan BTC sebagai cadangan strategis tahun depan tergantung pada kebijakan setelah pelantikan Trump pada 20 Januari. Jika kebijakan itu diterapkan, BTC akan meroket, sebaliknya, beberapa wilayah yang terkena sanksi politik dan finansial akan mengambil kesempatan untuk membeli secara gila-gilaan pada harga sekitar 90.000 USD. Jadi, pasar bullish pada tahun 2025 tidak hanya akan terus berlanjut, tetapi juga akan menjadi gelombang besar pasar bullish.
Altcoin yang hanya telah teruji oleh 1 atau 2 siklus dengan popularitas tinggi, saya percaya akan berdansa bersama BTC, ditambah lagi ada AI dan teknologi.

Baru-baru ini, harga Bitcoin kembali menembus 10.000 dolar AS, menarik perhatian tinggi dari pasar. Dengan ketidakpastian ekonomi global dan masuknya investor institusi yang kuat, pasar crypto perlahan kembali hangat. Sebuah pasar bull yang potensial tampaknya sedang berkembang, tetapi kita juga harus tetap rasional dan memahami logika kunci di balik tren tersebut.

Bridgewater meningkatkan aset crypto, emas dan Bitcoin berdansa bersama

Pendiri Bridgewater, Ray Dalio, baru-baru ini menyatakan bahwa ia akan meningkatkan proporsi alokasi emas dan cryptocurrency. Ia percaya bahwa sistem ekonomi global sedang mengalami perubahan mendalam, sifat desentralisasi aset crypto dan status Bitcoin sebagai 'emas digital' menjadikannya alat yang sangat baik untuk mengurangi risiko. Dukungan berkelanjutan dari investor institusi pasti akan memberikan lebih banyak kepercayaan dan likuiditas ke pasar crypto.

Sebagai raksasa teknologi global, sikap konservatif dewan direksi Microsoft terhadap Bitcoin dapat dipahami. Ini mencerminkan bagaimana perusahaan-perusahaan mainstream saat ini masih bertindak hati-hati di depan volatilitas tinggi cryptocurrency dan ketidakpastian regulasi. Namun, logika keuangan tradisional ini tidak sepenuhnya berlaku di tingkat negara. Misalnya, Rusia, dalam konteks meningkatnya dominasi dolar dan konflik geopolitik, BTC sebagai mata uang non-kedaulatan secara bertahap menjadi alat potensial bagi beberapa negara untuk mengurangi ketergantungan pada dolar.

Yang lebih menarik adalah pernyataan pendiri Binance, Zhao Changpeng (CZ), pada sebuah konferensi di Abu Dhabi pada 9 Desember. Dia menyebutkan bahwa China mungkin akan memasukkan Bitcoin dalam cadangan aset. Pandangan ini jelas mengingatkan kita pada posisi China yang semakin kuat dalam ekonomi global, serta dorongannya terhadap yuan digital dan teknologi blockchain. Namun, pada saat yang sama, sebelum Amerika Serikat secara jelas menyatakan sikap terhadap BTC, tindakan nyata China mungkin masih bersifat menunggu.

Dampak Pasar dari Komputasi Kuantum Google: Tetap Rasional, Menang dalam Stabilitas

Baru-baru ini, Google mengumumkan terobosan dalam teknologi komputasi kuantumnya, dan berita ini dengan cepat memicu gejolak pasar di dunia cryptocurrency. Banyak investor khawatir bahwa komputasi kuantum dapat mengancam keamanan algoritma kriptografi blockchain, bahkan ada yang meramalkan bahwa ini adalah 'awal dari akhir era blockchain'. Namun, di tengah kepanikan pasar, kita lebih membutuhkan pemikiran yang tenang dan logika investasi yang stabil.

Gejolak Pasar: Apakah Komputasi Kuantum Mengancam Blockchain?

Inti dari teknologi blockchain adalah algoritma kriptografi, dan algoritma kriptografi utama saat ini (seperti algoritma kurva elips) memang mungkin terlihat rapuh di hadapan komputasi kuantum. Namun, ini tidak berarti akhir dari blockchain sudah dekat. Di dalam industri, penelitian tentang algoritma kriptografi yang tahan terhadap komputasi kuantum, seperti teknologi kriptografi tahan kuantum berbasis teori kisi, sedang menjadi arah pengembangan di masa depan.