Ava Labs, perusahaan di balik blockchain Avalanche, memanfaatkan jaringannya untuk menawarkan solusi manajemen kekayaan intelektual kepada artis K-pop Korea Selatan. Industri K-pop diperkirakan akan mencapai valuasi $20 miliar pada tahun 2031, mencakup penjualan tiket, sponsorship, dan merchandising. Justin Kim dari Ava Labs di Korea Selatan menyoroti perlunya perlindungan artis dan bagaimana teknologi blockchain dapat memberikan transparansi dan efisiensi. Masalah ini juga terjadi pada acara musik live, di mana venue dan perusahaan tiket mungkin melaporkan penjualan yang lebih rendah, sehingga berdampak pada pendapatan artis. Melindungi hak kekayaan intelektual sangat penting di era digital, dengan solusi blockchain seperti Overlai yang menyematkan tanda air yang tidak terlihat dalam metadata konten visual. Audius, platform musik terdesentralisasi, memberdayakan artis untuk mengelola IP mereka menggunakan alat Web3. Khususnya, musisi seperti Ghostface Killah dan Megadeth mengeksplorasi potensi blockchain dengan merilis NFT untuk pengalaman penggemar yang unik. Baca lebih lanjut berita yang dihasilkan AI di: https://app.chaingpt.org/news