Setelah tren naik singkat yang membuat XRP melampaui $0,50, mata uang kripto mengalami sedikit penurunan. Meskipun demikian, XRP berhasil menghapus kerugian mingguannya, menjadi satu-satunya mata uang kripto teratas yang mencatatkan sedikit peningkatan pada periode yang sama.

Pergerakan harga tersebut disertai dengan lonjakan open interest (OI) karena investor mengikuti dengan cermat perselisihan hukum yang sedang berlangsung antara Ripple dan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Kenaikan OI menunjukkan bahwa investor membuka posisi untuk mengantisipasi kenaikan harga, sesuai analisis CryptoQuant.

Platform analitik on-chain juga mencatat peningkatan aktivitas perdagangan di sekitar XRP, yang saat ini merupakan mata uang kripto terbesar ketujuh berdasarkan kapitalisasi pasar. Tren ini dapat menandakan sentimen bullish investor, namun juga dapat menimbulkan potensi volatilitas pasar.

Pertarungan hukum antara Ripple dan SEC, yang dimulai pada Desember 2020, berkisar pada tuduhan penawaran sekuritas tidak terdaftar melalui penjualan XRP. Ketidaksepakatan terbaru berkaitan dengan besarnya potensi penalti Ripple, dengan SEC mengusulkan denda $102,6 juta, jauh lebih rendah dari denda awal $2 miliar.