Warren Buffett, salah satu investor paling dihormati di dunia, terkenal di dunia karena filosofi investasi jangka panjangnya dan metode investasi nilai. Namun, yang mengejutkan adalah meskipun NVIDIA telah menjadi bintang di saham-saham teknologi dan harga sahamnya terus melonjak, Buffett dan Berkshire Hathaway miliknya belum mengambil langkah besar ke dalam saham ini. Alasannya dapat dianalisis dari aspek-aspek berikut:

1. Perbedaan filosofi investasi

Buffett selalu menganjurkan berinvestasi pada bisnis yang dapat dia pahami dan pahami. Filosofi investasinya menekankan pada perusahaan dengan model bisnis yang jelas, profitabilitas yang stabil, dan parit yang kuat. Meskipun Nvidia memiliki keunggulan teknis yang signifikan dan kepemimpinan pasar dalam kecerdasan buatan dan unit pemrosesan grafis (GPU), perubahan yang cepat dan risiko tinggi dalam industri teknologi mungkin berada di luar “lingkaran kompetensi” Buffett.

Industri teknologi, khususnya bidang chip, mengharuskan investor memiliki pengetahuan profesional yang mendalam dan penilaian yang akurat terhadap prospek pasar. Sebaliknya, Buffett lebih memilih perusahaan dengan arus kas stabil dan model bisnis yang sederhana dan dapat diprediksi, seperti Coca-Cola dan perusahaan asuransi.

2. Masalah penilaian

Buffett dikenal karena gaya investasinya yang hati-hati dan tidak mau membayar premi terlalu tinggi untuk pertumbuhan tinggi di masa depan. Saat harga saham mencapai titik tertinggi baru, rasio harga terhadap pendapatan (P/E) dan rasio harga terhadap penjualan (P/S) Nvidia juga meningkat. Meskipun Nvidia telah menunjukkan potensi pertumbuhan dan pangsa pasar yang kuat, penilaian yang tinggi berarti bahwa pendapatan di masa depan akan memerlukan pertumbuhan yang sangat tinggi untuk membenarkan hal tersebut.

Dalam pandangan Buffett, harga saham Nvidia saat ini mungkin mencerminkan ekspektasi optimis pasar terhadap prospek masa depannya, namun begitu sentimen pasar berubah, harga saham mungkin berfluktuasi secara signifikan, yang bertentangan dengan filosofi investasinya dalam mengejar keuntungan yang stabil.

3. Strategi investasi terkonsentrasi

Buffett dan rekannya Charlie Munger telah lama menyukai investasi terkonsentrasi, menaruh sebagian besar uang mereka ke beberapa perusahaan yang mereka yakini memiliki potensi terbesar. Strategi ini menuntut mereka untuk memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dan pemahaman yang mendalam terhadap setiap investasi. Oleh karena itu, mereka sangat berhati-hati dalam memilih target investasi.

Meski kinerja Nvidia bagus, namun Berkshire sudah memiliki banyak kepemilikan di raksasa teknologi lain seperti Apple, sehingga membuat mereka tidak terburu-buru melakukan investasi besar-besaran di Nvidia. Meskipun mendiversifikasi risiko investasi merupakan hal yang penting, terlalu banyak investasi pada industri yang sama atau bisnis serupa juga dapat meningkatkan risiko sistemik.

4. Pengalaman dan gaya sejarah

Buffett pernah mengatakan bahwa dia tidak suka berinvestasi di perusahaan yang membutuhkan investasi modal besar secara konstan dan pembaruan teknologi yang cepat. Industri chip sangat kompetitif dan kemajuan teknologi berubah dari hari ke hari, sehingga memerlukan investasi dan inovasi penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan. Model bisnis ini tidak sepenuhnya sejalan dengan preferensi investasi Buffett.

Secara historis, Buffett telah berinvestasi relatif sedikit di bidang teknologi. Bahkan jika dia melakukan hal tersebut, seperti IBM dan Apple, dia hanya melakukan intervensi setelah melihat model keuntungan yang solid dan risiko substitusi teknologi yang rendah. Oleh karena itu, gaya investasinya lebih memilih perusahaan dengan keunggulan kompetitif jangka panjang dan arus kas stabil, dibandingkan perusahaan berisiko tinggi dan imbal hasil tinggi yang mengandalkan inovasi teknologi berkelanjutan.

Kesimpulannya

Keputusan Buffett untuk tidak berinvestasi di NVIDIA bukan karena kurangnya pengakuan atas bisnis dan prospeknya, melainkan karena filosofi investasi dan pertimbangan gayanya yang konsisten. Dia lebih memilih untuk berinvestasi di perusahaan yang dia pahami dengan baik dan membeli bisnis dengan parit yang kokoh dengan penilaian yang wajar. Meski Nvidia memiliki potensi dan kepemimpinan pasar yang besar, namun valuasinya yang tinggi dan ketidakpastian yang tinggi di bidang teknologi membuatnya belum sepenuhnya sejalan dengan kriteria investasi Buffett.

Sebagai investor, kita dapat memetik pelajaran penting dari pilihan Buffett: Selama proses investasi, kita harus berpegang pada prinsip investasi dan lingkaran kompetensi kita sendiri, melihat hot spot pasar secara rasional, dan menghindari mengejar tren jangka pendek, sehingga kita bisa memperoleh imbal hasil yang stabil dalam jangka panjang.

$BTC $BNB