Tindakan regulator AS sepanjang tahun 2023 yang cenderung tidak bersahabat dengan industri kripto telah mendorong beberapa perusahaan untuk mulai menarik diri dan mencari area yang lebih aman. Asia menyambut baik peluang ini untuk menjadi lingkungan bisnis Web3 dan kripto yang lebih ramah dan menguntungkan bagi para pelaku industri dan investor.

Lennix Lai (Chief Commercial Officer, OKX) mengatakan dalam sesi panel di Coinfest Asia 2023 bahwa pembahasan aset kripto di Amerika Serikat mengalami penurunan, dan sebaliknya di Asia terjadi lonjakan perkembangan yang lebih menerima. kripto. Menurutnya, tren ini didukung oleh fakta bahwa Asia memiliki pangsa pasar dan basis pengguna cryptocurrency global yang signifikan.

Terlepas dari tren pasar dan didukung oleh populasi yang besar, Asia setidaknya memiliki tiga alasan mengapa Asia layak menjadi pusat baru industri kripto dan Web3 dunia.

Web3 Potensi Pertumbuhan Nilai Ekonomi di Asia

Menurut laporan Emergen Research, pasar Web3 global diperkirakan akan mencapai US$81,5 miliar pada tahun 2030, dengan pertumbuhan CAGR sebesar 43,7%. Kawasan Asia-Pasifik diproyeksikan mencatat tingkat pertumbuhan pendapatan tercepat karena tingginya permintaan secara konsisten dari sektor-sektor seperti perbankan, jasa keuangan, dan asuransi (BSFI); e-niaga dan ritel; kesehatan; dan farmasi.

Di kawasan Asia Tenggara saja, pasar Web3 diproyeksikan bernilai US$6,4 miliar pada tahun 2030, tumbuh pada tingkat yang mengesankan sebesar 50,2%. Menurut laporan tahunan Meta dan Bain & Company SYNC Southeast Asia, sub-wilayah ini juga memimpin dalam hal adopsi fintech dan web.

Pangsa pasar Web3 yang besar di Asia mencerminkan dorongan kuat terhadap inovasi dan adopsi teknologi baru di wilayah tersebut. Hal ini bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, namun juga tentang transformasi besar dalam cara masyarakat, perusahaan, dan pemerintah berinteraksi dengan teknologi digital, sehingga membuka peluang besar bagi investasi dan inovasi.

Lingkungan Jelas Kripto

Laporan Recap menyoroti Dubai, Singapura, dan Hong Kong sebagai pesaing utama dalam mengembangkan lingkungan “crypto-clear”, menempatkan mereka di antara tujuh kota teratas karena keterbukaan dan kejelasan peraturan terhadap komunitas dan aktivitas kripto. 

Dubai bersinar dengan 772 perusahaan berbasis kripto, menawarkan peluang karir yang luas dan menawarkan kualitas hidup yang tinggi. Ekosistem Singapura berkembang pesat dengan lebih dari 247 perusahaan fintech, yang menekankan pada teknologi blockchain, sementara Cyberport Hong Kong, yang didukung oleh dukungan pemerintah, menampung sekitar 150 perusahaan Web3. 

Meski tidak masuk 20 besar, Indonesia menjadi negara “crypto-clear” yang patut dicatat, menurut Kominfo, terdapat 1.629 perusahaan atau startup yang telah terdaftar dalam sistem Online Single Submission (OSS) pada kategori “Kegiatan Pengembangan Teknologi Blockchain .”

Sementara itu, di kawasan Asia, banyak acara bergengsi Web3 dan kripto yang diadakan di Dubai, Singapura, Korea Selatan, Jepang, dan Indonesia. Khusus untuk Indonesia, event Web3 dan crypto terdekat adalah Coinfest Asia yang akan berlangsung pada tanggal 22-23 Agustus 2024.

“Saya rasa konferensi ini (Coinfest Asia) benar-benar mempertemukan banyak pemain terkemuka di Asia Tenggara untuk hadir di sini, baik dari segi konferensi itu sendiri maupun sebagai sponsor acara tersebut. Kami sangat bersemangat dan bertemu banyak prospek dan banyak pelanggan di sini,” kata Amy Zhang, VP Penjualan Fireblocks saat menghadiri Coinfest Asia 2023.

Pada edisi ketiganya, Coinfest Asia akan diikuti lebih dari lima ribu peserta dari berbagai negara di Asia dan kawasan lainnya. Acara ini membuka peluang sponsorship bagi perusahaan-perusahaan yang ingin memperbesar atau memperluas usahanya di wilayah ini.

Adopsi Kripto Tinggi

Negara-negara Asia seperti India, Vietnam, Filipina, dan Indonesia merupakan negara-negara yang masuk dalam peringkat 10 besar adopsi aset kripto. Berdasarkan laporan Chainalysis, pertumbuhan adopsi kripto di Asia tercermin dari peningkatan volume transaksi, daya beli, dan ukuran populasi.

Tingkat adopsi oleh institusi di kawasan Asia juga meningkat, dengan sekitar 68,8% dari total volume transaksi berasal dari transfer sebesar US$1 juta atau lebih. Angka tersebut meningkat sebesar 57,6% dari periode sebelumnya.

Menurut Statista, tingginya adopsi kripto di Asia karena kripto mampu memberikan aksesibilitas, kecepatan, dan efektivitas biaya. Ini juga digunakan untuk sekitar satu persen transaksi e-commerce di kawasan Asia-Pasifik.

Tingginya adopsi kripto di Asia, baik oleh masyarakat umum maupun institusi, menempatkan kawasan ini sebagai pusat utama pengembangan dan inovasi teknologi kripto dan Web3. Dengan semakin diterimanya teknologi berbasis blockchain, Asia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pertumbuhan bisnis kripto, investasi, dan ekosistem terdesentralisasi secara keseluruhan.

Kesimpulan

Asia tidak hanya menjadi magnet bagi industri Web3 dan kripto karena faktor ekonomi dan teknologi tetapi juga karena lingkungan peraturannya yang mendukung, inovasi berkelanjutan, dan adopsi yang luas di berbagai sektor. Hal ini menandakan sebuah era baru di mana Asia tidak hanya mengikuti perkembangannya, namun juga mempunyai potensi untuk memimpin revolusi digital global.

Sementara itu, upaya besar telah dilakukan di Asia untuk mendorong adopsi massal dan inovasi berkelanjutan di bidang Web3. Salah satu contohnya adalah melalui acara kripto dan Web3 terkemuka seperti Coinfest Asia.

Acara ini dijadwalkan kembali pada Agustus 2024, menyediakan platform penting untuk terlibat dalam pasar Web3 Asia. Bergabunglah dan jelajahi peluang dan potensi Web3 dan kripto di Asia dengan mengisi formulir melalui www.coinfest.asia.