Masih sulit untuk memahami apa yang dimaksud dengan ritual dan kecanggihan. Mungkin ini hanya jebakan yang dibuat oleh kaum kapitalis untuk membujuk perempuan-perempuan kelas bawah agar mendambakan gaya hidup kelas menengah atau borjuis kecil.

Alhasil, muncullah adegan lucu. Meski tidak memiliki kemampuan yang sesuai, namun tak segan-segan berhutang demi menekuni apa yang disebut ritual dan kecanggihan. Ketika dia tidak bisa melakukannya sendiri, dia mengganggu pacarnya, yang juga berasal dari latar belakang kelas bawah. Dana kecil yang bisa digunakan untuk akumulasi modal primitif berulang kali terjebak dalam pusaran konsumerisme.

Jika mereka yang berada di bawah ingin naik, mereka harus terlebih dahulu meninggalkan kognisi tingkat rendah mereka, bekerja keras untuk menghasilkan uang jika mereka tidak punya uang, dan jangan tenggelam dalam narsisme dan fantasi di usia muda. Jangan membuat diri Anda mati rasa dan menipu diri sendiri dengan sengaja berpura-pura. Jangan meniru gaya hidup wanita sukses, tapi belajarlah dari kemampuan dan sikapnya dalam menghasilkan uang.

Apa yang disebut nilai-nilai emosional yang diperoleh melalui kepura-puraan tidak ada artinya kecuali untuk menipu diri sendiri dan menghibur diri sendiri. Dalam kehidupan nyata, kita harus belajar dari orang-orang yang bisa menghasilkan uang bagi pihak luar. Dengan kekuatan, akan lebih mudah untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas bisnis yang sebenarnya, namun hal tersebut sama sekali tidak diperlukan bagi orang awam.

Yang paling harus diperhatikan oleh orang awam adalah efektivitas biaya dalam melakukan sesuatu dan kemampuan menghasilkan uang. Ketika mereka dapat menghasilkan uang terus menerus, nilai emosional yang mereka peroleh jauh lebih besar daripada berpura-pura menjadi pengecut.