Coinspeaker Anggota Parlemen AS Mendesak Biden untuk Menyelamatkan Eksekutif Binance yang Ditahan dari Nigeria

Anggota parlemen AS mendesak Presiden Joe Biden untuk menjamin pembebasan Tigran Gambaryan, seorang eksekutif Binance yang ditahan di Nigeria selama hampir tiga bulan. Gambaryan, seorang warga negara AS dan kepala kepatuhan Binance, ditangkap oleh otoritas Nigeria pada 26 Februari 2024, bersama dengan eksekutif lainnya, Nadeem Anjarwalla. Meski Anjarwalla lolos dari tahanan, Gambaryan tetap ditahan.

Upaya bipartisan tersebut melibatkan sebelas pemimpin kongres lainnya, dipimpin oleh Michael McCaul (R-Texas), Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR. Mereka mengirimkan surat kepada Presiden Biden, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dan Utusan Presiden untuk Urusan Penyanderaan Roger D. Carstens, mendesak mereka untuk mengklasifikasikan situasi Gambaryan sebagai krisis penyanderaan dan segera mengambil tindakan.

BARU: Anggota DPR termasuk Ketua @RepMcCaul dari @HouseForeignGOP telah mengirim surat ke @POTUS, @SecBlinken dan @StateSPEHA mendesak mereka untuk membawa pulang karyawan @binance Tigran Gambaryan yang ditahan. Berdasarkan surat tersebut, Gambaryan terjangkit malaria dan sedang… pic.twitter.com/XCRyS8IPUT

— Eleanor Terrett (@EleanorTerrett) 4 Juni 2024

Surat tersebut menekankan kekhawatiran anggota parlemen terhadap keselamatan dan kesehatan Gambaryan, dan menyebutkan bahwa ia pingsan di pengadilan pada tanggal 24 Mei dan diduga menderita malaria.

Penahanan Eksekutif Binance Memicu Kekhawatiran Diplomatik

Pemerintah Nigeria mengundang Gambaryan dan Anjarwalla untuk menyelesaikan perselisihan yang melibatkan pertukaran kripto. Setibanya di sana, pihak berwenang menahan mereka dan menuduh mereka melakukan pencucian uang dan penggelapan pajak. Komisi Kejahatan Ekonomi dan Keuangan Nigeria (EFCC) telah mendakwa kedua eksekutif tersebut dengan tuduhan penggelapan pajak dan pencucian uang senilai lebih dari $35 juta. Namun, tidak ada dakwaan resmi yang dibuat terhadap Binance sendiri.

Kamar Dagang Digital AS telah menyampaikan kekhawatirannya, dengan menggambarkan penahanan Gambaryan sebagai tindakan sewenang-wenang dan tidak melalui proses hukum, sehingga berpotensi menjadi preseden berbahaya bagi pengusaha Amerika di luar negeri. Majelis menekankan bahwa penahanan tersebut melanggar hukum internasional dan hubungan diplomatik.

Keluarga Gambaryan telah menyatakan kekhawatirannya atas kesehatannya yang memburuk, dengan alasan ia pingsan di ruang sidang Nigeria dan kemungkinan tertular malaria. Mereka berpendapat bahwa penahanannya yang terus berlanjut tanpa perawatan medis yang layak mengancam nyawanya. Sidang pengadilan telah mengalami banyak penundaan, dimana EFCC meminta perpanjangan penahanan sementara tim kuasa hukum Gambaryan memperjuangkan pembebasannya.

Upaya Diplomatik AS dalam Kasus Gambaryan

Ketika tekanan terhadap pemerintahan Biden meningkat, fokusnya adalah mempercepat saluran diplomatik untuk menjamin pembebasan Gambaryan. Permohonan para anggota parlemen ini menggarisbawahi ujian penting bagi kebijakan luar negeri AS dalam melindungi warga negaranya dari apa yang mereka anggap sebagai penahanan yang melanggar hukum oleh pemerintah asing.

Dampak dari situasi ini dapat mempengaruhi strategi diplomasi di masa depan dan lingkungan peraturan untuk operasi bisnis internasional, terutama di wilayah dengan lanskap hukum yang kompleks. Untuk saat ini, semua perhatian tertuju pada tanggapan pemerintah AS dan perkembangan selanjutnya di pengadilan Nigeria.

Berikutnya

Anggota Parlemen AS Mendesak Biden untuk Menyelamatkan Eksekutif Binance yang Ditahan dari Nigeria