Hype ETF Ethereum: Pandangan Serius terhadap Sinyal Pasar Berjangka

Persetujuan baru-baru ini atas dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Ethereum oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah memicu kegembiraan di pasar kripto. Namun, tanggal peluncuran sebenarnya dari instrumen-instrumen ini masih belum pasti karena permohonan dana individu (pengajuan S-1) memerlukan persetujuan peraturan lebih lanjut. Ketidakpastian ini tercermin pada harga Ether (ETH) yang kesulitan menembus level resistance $3,900.

Kekhawatiran dan Ketidakpastian

Beberapa faktor berkontribusi terhadap kegelisahan investor seputar ETF Ethereum. Salah satu kekhawatirannya adalah potensi konversi Grayscale Ethereum Trust (ETHE) menjadi instrumen spot. Jika Grayscale mempertahankan biaya dana yang tinggi saat ini, investor mungkin akan menarik uang mereka, mencerminkan arus keluar baru-baru ini yang dialami oleh Bitcoin Trust (GBTC) Grayscale. Hal ini dapat meniadakan arus masuk dari penyedia ETF pesaing seperti BlackRock, Fidelity, VanEck, dan ARK 21Shares.

Teori lain menyatakan pengaruh politik berperan dalam keputusan SEC. Beberapa analis yakin lembaga tersebut menghadapi tekanan dari Partai Demokrat untuk memberi lampu hijau pada ETF Ethereum sebagai cara untuk mendapatkan dukungan dalam pemilihan presiden AS mendatang. Namun, pihak lain berpendapat bahwa SEC hanya mengambil pendekatan yang lebih praktis, mengakui kesamaan antara Ethereum dan Bitcoin ETF dalam hal persyaratan peraturan.

Melihat Data Pasar Berjangka

Perdebatan sekarang berpusat pada apakah taruhan bullish ditempatkan melalui pasar derivatif ETH atau apakah harga Ether ditekan secara artifisial karena penundaan peluncuran ETF. Ketidakpastian ini berasal dari sinyal beragam di pasar kripto, termasuk tindakan baru-baru ini oleh Presiden Biden yang memveto resolusi Kongres yang bertujuan melemahkan pendirian SEC terhadap mata uang kripto.

Memprediksi jadwal persetujuan SEC untuk masing-masing aplikasi Ethereum ETF merupakan hal yang menantang. Untuk mengukur sentimen investor, kita dapat beralih ke metrik perdagangan. Kontrak abadi (inverse swaps) mencakup tingkat pendanaan yang disesuaikan setiap delapan jam. Tingkat pendanaan yang positif menunjukkan lebih banyak leverage yang digunakan oleh posisi long (pembeli).

Meskipun biaya pendanaan untuk leverage ETH baru-baru ini mengalami lonjakan singkat, secara keseluruhan biaya tersebut masih tidak signifikan. Hal ini menunjukkan permintaan yang seimbang antara posisi long dan short dengan menggunakan kontrak abadi.

Kontrak Berjangka Bulanan Menunjukkan Optimisme yang Memudar

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, kita dapat menganalisis premi tahunan berjangka bulanan ETH (tarif dasar). Kontrak-kontrak ini umumnya diperdagangkan dengan harga premium (5-10%) dibandingkan harga spot karena jangka waktu penyelesaiannya lebih lama. Namun, pada periode antusiasme yang tinggi, preminya bisa mencapai 20% karena pembeli bersedia membayar lebih untuk leverage.

Premi berjangka bulanan ETH melonjak menjadi 15% setelah kenaikan harga menjadi $3,800 di bulan Mei. Namun optimisme ini mulai berkurang pada tanggal 3 Juni, dengan indikator turun kembali ke 13%. Meskipun masih sedikit di atas netral, hal ini tidak menandakan kenaikan dalam jangka pendek.

Penting untuk dicatat bahwa data ini tidak selalu menunjukkan kurangnya kepercayaan terhadap peluncuran ETF spot Ethereum. Peraturan global yang lebih ketat, seperti larangan Hong Kong terhadap bursa tanpa izin dan penyitaan peralatan pertambangan tidak terdaftar di Paraguay, juga berkontribusi terhadap prospek yang hati-hati.

Kesimpulan

Berdasarkan harga kontrak berjangka ETH saat ini, tampaknya terdapat tingkat kepercayaan yang rendah terhadap arus masuk bersih yang signifikan dari ETF spot AS. Hal ini mungkin disebabkan oleh keterlambatan persetujuan atau potensi arus keluar dari ETHE Grayscale. Akibatnya, kenaikan harga di atas $4.000 dalam waktu dekat tampaknya tidak mungkin terjadi berdasarkan sinyal dari pasar berjangka Ethereum.