• Presiden Biden memveto pencabutan SAB 121, mempertahankan pedoman baru untuk praktik kustodian aset digital meskipun ada dukungan Kongres untuk pencabutan tersebut.

  • ABA memperingatkan bahwa SAB 121 dapat melemahkan kemampuan bank dalam menawarkan layanan aset digital yang aman, sehingga berpotensi meningkatkan risiko bagi nasabah.

  • Sektor keuangan masih terpecah karena ABA menyoroti potensi dampak negatif SAB 121 terhadap inovasi dan konsistensi peraturan.

Baru-baru ini, Presiden AS Joe Biden menggunakan hak vetonya untuk menghentikan pencabutan Buletin Akuntansi Staf (SAB) 121. Buletin tersebut memberikan aturan baru kepada industri keuangan tentang cara menangani aset kustodian, khususnya aset digital. Meskipun ada dukungan kuat terhadap pencabutan tersebut dari kedua majelis di Kongres, Biden memvetonya.

Lobi perbankan AS berupaya pada menit-menit terakhir untuk menghentikan veto Biden atas pembatalan SAB 121 https://t.co/2mbbfx5otP#AmericanBankersAssociation#ABA

— Crypto Mak (@crypto__mak) 2 Juni 2024

Asosiasi Bankir Amerika (ABA) mendesak Presiden untuk mempertimbangkan kembali keputusannya dalam surat yang mereka kirim beberapa jam sebelum veto Biden. Menurut ABA, pedoman SAB 121 menandai perubahan penting dari prosedur akuntansi tradisional untuk aset kustodian. ABA mengklaim bahwa perubahan ini dapat mempersulit lembaga perbankan yang diatur untuk menawarkan layanan kustodian aman berskala besar untuk aset digital.

Asosiasi Bankir Amerika menekankan bahwa peraturan baru tersebut akan membatasi kapasitas bank untuk menyediakan layanan perlindungan aset digital yang andal dan teregulasi dengan baik. Mereka memperingatkan bahwa nasabah mungkin memiliki lebih sedikit pilihan untuk menangani portofolio aset digital mereka dengan baik sebagai akibat dari pembatasan ini. Akibatnya, investor dan klien mungkin menghadapi risiko yang lebih tinggi.

Industri perbankan dan keuangan melihat pedoman SAB 121 sebagai hambatan potensial, meskipun ada upaya untuk menyesuaikan diri dengan meningkatnya permintaan akan layanan aset digital. Asosiasi Bankir Amerika menekankan bahwa mencegah bank menawarkan layanan ini dengan sukses dapat merugikan konsumen, investor, dan sistem keuangan yang lebih besar.

ABA juga menekankan bahwa kapasitas industri untuk menjamin penyimpanan aset digital yang aman dapat terhambat oleh pedoman SAB 121. Mereka berpendapat bahwa hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan inovasi dalam industri keuangan. Untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada klien mereka di era digital, bank telah mencari pendekatan regulasi yang jelas dan konsisten.

Penolakan pencabutan tersebut telah memicu perbincangan aktif mengenai masa depan regulasi aset digital di AS. Investor dan lembaga keuangan sama-sama mengamati dengan saksama bagaimana pedoman ini akan memengaruhi pasar dan keamanan aset digital. Tanggapan ABA menyoroti kemungkinan risiko dan tantangan yang dihadirkan oleh pedoman baru tersebut, yang membuka jalan bagi diskusi lebih lanjut dan analisis menyeluruh mengenai perubahan lingkungan regulasi keuangan.

Baca Juga

  • Biden Siap Memveto H.J. Res. 109 Terkait Aturan Aset Digital SEC

  • AS Menciptakan Sejarah: Wall Street, DPR, dan Senat Menginginkan Bitcoin (BTC), Akankah Joe Biden Memveto Suara Rakyat?

  • Celsius Network Mungkin Meminta Pengembalian Dana Berdasarkan Perintah Pengadilan

  • Veto Biden Picu Perselisihan Kripto: Akankah Putusan SEC Menghambat Inovasi Keuangan?

  • Hong Kong Tegaskan Klaim Pusat Kripto dengan Aturan AMLA yang Terobosan

Postingan Veto Biden pada SAB 121: Asosiasi Bankir Amerika Memperingatkan Kemunduran untuk Penyimpanan Kripto yang Aman muncul pertama kali di Crypto News Land.