Bagaimana Rasio Risiko/Imbalan Bekerja

Dalam banyak kasus, ahli strategi pasar menemukan rasio risiko/imbalan yang ideal untuk investasi mereka adalah sekitar 1:3, atau tiga unit pengembalian yang diharapkan untuk setiap satu unit risiko tambahan. Investor dapat mengelola risiko/imbalan secara lebih langsung melalui penggunaan perintah stop-loss dan derivatif seperti opsi jual.

Rasio risiko/imbalan sering digunakan sebagai ukuran saat memperdagangkan saham individu. Rasio risiko/imbalan optimal sangat berbeda di antara berbagai strategi perdagangan. Beberapa metode coba-coba biasanya diperlukan untuk menentukan rasio mana yang terbaik untuk strategi perdagangan tertentu, dan banyak investor memiliki rasio risiko/imbalan yang telah ditentukan sebelumnya untuk investasi mereka.

Perhatikan bahwa rasio risiko/pengembalian dapat dihitung sebagai toleransi risiko pribadi seseorang atas suatu investasi, atau sebagai penghitungan objektif profil risiko/pengembalian investasi. Dalam kasus terakhir, pengembalian yang diharapkan sering digunakan pada penyebut dan potensi kerugian pada pembilangnya. Hasil yang diharapkan dapat dihitung dengan beberapa cara, termasuk memproyeksikan hasil historis di masa depan, memperkirakan probabilitas tertimbang dari hasil di masa depan, atau menggunakan model seperti model penetapan harga aset modal (CAPM).

Untuk memperkirakan potensi kerugian, investor dapat menggunakan berbagai metode, seperti menganalisis data harga historis dengan analisis teknis, menggunakan deviasi standar historis dari pergerakan harga, menilai laporan keuangan perusahaan dengan analisis fundamental, dan model seperti nilai yang berisiko ( VaR). Metode ini dapat membantu investor mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai investasi dan memperkirakan potensi kerugiannya.

 

Memperkirakan keuntungan yang diharapkan dan potensi kerugian bukanlah ilmu pasti, dan jumlah risiko dan keuntungan sebenarnya mungkin berbeda dari perkiraan Anda. Investor juga harus mempertimbangkan toleransi risiko mereka sendiri ketika mengevaluasi potensi risiko suatu investasi, karena jumlah risiko yang bersedia mereka ambil dapat bervariasi tergantung pada keadaan pribadi dan tujuan investasi mereka.