Menurut PANews, sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Harvard Business School, Indiana University Business School, dan Texas A&M University menemukan bahwa nilai investasi jangka panjang dari tweet dari influencer cryptocurrency, yang juga dikenal sebagai KOL, sangatlah kecil. Studi ini menganalisis sekitar 36,000 tweet dari 180 influencer media sosial cryptocurrency paling terkenal selama periode dua tahun yang berakhir pada Desember 2022, mencakup lebih dari 1,600 token.

Temuan utama dari penelitian ini diperoleh dengan menggunakan pembelajaran mesin untuk mengklasifikasikan tweet dan melakukan berbagai deskripsi statistik dan pengujian untuk melacak token yang disebutkan dalam tweet dan kinerja harga selanjutnya. Studi ini menemukan bahwa tweet dari influencer cryptocurrency pada awalnya berkorelasi dengan keuntungan positif. Namun, tweet ini kemudian menunjukkan keuntungan negatif jangka panjang yang signifikan, yang menunjukkan bahwa nilai investasi jangka panjangnya sangat kecil.

Studi ini juga menemukan bahwa ketika tweet memiliki lebih banyak sentimen positif atau terkait dengan rekomendasi 'beli', pola hasilnya akan lebih kuat. Misalnya, tingkat pengembalian rata-rata untuk tweet yang mempromosikan koin tertentu adalah 1,83% dalam satu hari dan 1,57% dalam dua hari. Namun, tingkat pengembalian mulai menurun secara signifikan lima hari setelah tweet dipublikasikan, dengan tingkat pengembalian rata-rata -1,02% dari hari kedua hingga kelima. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh kenaikan awal dihilangkan dalam lima hari perdagangan.

Dari perspektif jangka panjang, rata-rata pengembalian kumulatif 10 dan 30 hari setelah tweet masing-masing adalah -2,24% dan -6,53%. Perkiraan kasar menunjukkan bahwa seseorang yang menginvestasikan $1.000 pada 100 token mata uang kripto non-top pada tanggal tweet dan menahan investasi tersebut selama tiga puluh hari akan mengakibatkan kerugian sebesar $79 (7,9%), kerugian tahunan sebesar 62,8%.

Studi tersebut menyimpulkan bahwa saran investasi jangka panjang yang diberikan oleh influencer cryptocurrency umumnya tidak menguntungkan. Hanya dengan keluar dari posisi segera setelah tweet dipublikasikan, keuntungan dapat diperoleh, namun strategi ini mungkin tidak selalu dapat dilakukan karena likuiditas pasar tidak mencukupi. Selain itu, perilaku penjualan langsung ini bertentangan dengan budaya 'jangan pernah menjual' di komunitas mata uang kripto.

Studi tersebut menunjukkan bahwa investor harus berhati-hati dalam mengikuti saran investasi dari cryptocurrency KOL, karena sebagian besar keuntungan hilang segera setelah tweet tersebut dipublikasikan. Namun, penulis penelitian tersebut juga mengakui bahwa bukti tersebut tidak meyakinkan. KOL Mata Uang Kripto mungkin sekadar mengejar tren atau mempromosikan token yang akan memberi mereka ketenaran dan pengikut paling banyak, sehingga menguntungkan mereka secara ekonomi.