Seorang wanita Inggris-Tiongkok berusia 42 tahun, Jian Wen, dinyatakan bersalah oleh pengadilan Inggris atas keterlibatannya dalam kasus pencucian Bitcoin terbesar di negara itu.

Pengadilan bisa menjatuhkan hukuman maksimal 14 tahun penjara. Namun karena kesibukan hakim, putusan akhir yang semula dijadwalkan pada 10 Mei diundur menjadi 24 Mei.

Selama penyelidikan, polisi Inggris menyita lebih dari 61,000 Bitcoin, jumlah cryptocurrency terbesar yang pernah disita di negara tersebut. Nilai Bitcoin yang disita sekitar 3,06 miliar pound, berdasarkan nilai tukar satu Bitcoin menjadi 50,190 pound pada 10 Mei. Jian Wen ditangkap di sebuah apartemen dua kamar tidur di London Selatan. Dilaporkan bahwa dia telah kembali bekerja di sebuah restoran dan tinggal bersama putranya.

Di apartemen, polisi menemukan catatan tulisan tangan yang menyatakan,

“Saya akan mati jika mereka memecahkan kode BTC.”

Keterlibatan dengan Buronan Tiongkok dan Penipuan $6 Miliar

Jian Wen dinyatakan bersalah oleh juri London atas pencucian sejumlah Bitcoin untuk buronan Tiongkok yang terkait dengan penipuan investasi hampir $6 miliar. Antara tahun 2017 dan 2022, Jian Wen membantu buronan Zhimin Qian dalam mencuci uang. Juri memutuskan dia bersalah atas satu tuduhan pencucian uang tetapi tidak dapat memutuskan dua tuduhan lainnya.

Seorang wanita dinyatakan bersalah karena mencuci Bitcoin dalam jumlah besar untuk buronan Tiongkok yang diduga mengatur penipuan investasi senilai hampir $6 miliar https://t.co/E3tIjFiT5a

— Bloomberg Kripto (@kripto) 24 Maret 2024

Pada tahun 2018, polisi menyita Bitcoin senilai lebih dari 1,7 miliar pound ($2,2 miliar) selama penggerebekan di sebuah rumah di London tempat Jian tinggal bersama Zhimin Qian. Jaksa menggambarkan Zhimin sebagai “penjahat super” selama persidangan. Meskipun Jian sebelumnya dibebaskan dari beberapa tuduhan pencucian uang lainnya pada persidangan terpisah, dia akan menghadapi hukuman pada tanggal 24 Mei untuk dakwaan saat ini.

Perspektif Pembelaan dan Penuntutan

Jian Wen secara konsisten membantah semua tuduhan terhadapnya. Pengacara pembelanya berpendapat bahwa dia tidak mengetahui dugaan penipuan yang dilakukan Zhimin di Tiongkok atau bahwa uang yang dia tangani adalah penipuan. Jian tidak dituduh terlibat dalam penipuan mendasar di Tiongkok, yang menurut perkiraan jaksa berdampak pada hampir 130.000 investor dan berjumlah hampir $6 miliar.

Zhimin Qian tiba di Inggris pada September 2017 dengan nama samaran Yadi Zhang. Dia meninggalkan negara itu pada tahun 2020, dua hari sebelum dia dijadwalkan diinterogasi oleh polisi London, dan keberadaannya saat ini tidak diketahui. Setelah mulai bekerja dengan Zhimin, Jian Wen beralih dari bekerja di sebuah restoran cepat saji di London timur menjadi menjalani gaya hidup mewah, termasuk rumah dengan enam kamar tidur dan perjalanan ke luar negeri.

Investigasi dan Implikasi yang Lebih Luas

Uji coba tersebut, yang berlangsung hampir dua bulan, menyoroti peran berbagai perantara dan profesional yang membantu Jian Wen dan Zhimin Qian dalam pencucian Bitcoin dan pembelian aset di Inggris, Eropa, dan Dubai. Zhimin digambarkan sebagai “ahli penipuan” yang mengatur penipuan investasi kompleks melalui sepuluh sarana investasi yang dikelola melalui tujuh kantor di seluruh Tiongkok.

Setelah putusan tersebut, Jason Prins, kepala detektif di Kepolisian Metropolitan London, mengomentari kasus tersebut. Dia mencatat bahwa penyelidikan tersebut mengganggu operasi kejahatan ekonomi yang canggih, yang menggambarkan bagaimana penjahat internasional mengeksploitasi mata uang kripto. Kejaksaan telah memutuskan untuk tidak melakukan persidangan ulang atas dua dakwaan terhadap Jian.

Postingan Putusan Tertunda untuk Wanita dalam Kasus Pencucian BTC Terbesar di Inggris muncul pertama kali di Coinfomania.