Pendiri blockchain Tron, Justin Sun, membantah klaim bahwa jaringan tersebut semakin sering digunakan oleh organisasi teroris. Menurutnya, prioritas utama Tron adalah desentralisasi. Justin Sun (Justin Sun) mengomentari laporan terbaru oleh Reuters, yang menyatakan bahwa antara Juli 2021 dan Oktober 2023, Biro Nasional Pemberantasan Pendanaan Teroris Israel (NBCTF) membekukan 143 alamat Tron. Alamat-alamat yang diblokir tersebut terkait dengan teroris: 87 alamat Tron milik organisasi militan Hizbullah, dan 56 alamat milik gerakan Hamas. Banyak organisasi teroris sekarang lebih memilih untuk memindahkan aset kripto melalui Tron karena lebih cepat dan lebih murah dibandingkan melalui jaringan Bitcoin, tulis publikasi tersebut. Namun, Sun menulis di jejaring sosial X bahwa Tron adalah protokol terdesentralisasi yang mirip dengan Bitcoin dan Ethereum, dengan node yang beroperasi di seluruh dunia. Artinya, baik Justin Sun maupun timnya tidak menentukan siapa yang akan menggunakan blockchain ini.
“Perwakilan super internasional bertanggung jawab meluncurkan protokol tersebut. Kami berkomitmen untuk memerangi pendanaan terorisme dengan bekerja sama dengan berbagai perusahaan analitis. Namun prioritas utama kami tetap mendukung desentralisasi, keamanan aset kripto, serta transaksi instan, dapat diakses, dan andal. Saya berterima kasih kepada seluruh pelaku industri yang berkontribusi terhadap penyebaran mata uang kripto,” tulis pendiri Tron.