Global Research Business Network (GRBN) baru-baru ini melakukan survei global yang memberikan wawasan tentang dinamika kepercayaan dalam industri riset pasar, khususnya tentang integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI). Jajak pendapat tersebut, yang melibatkan peserta dari berbagai negara dan wilayah (Australia, Kanada, Jerman, Korea, Jepang, Meksiko, Selandia Baru, Spanyol, Inggris, dan AS), menunjukkan bahwa meskipun masih terdapat rasa percaya diri secara umum di perusahaan riset pasar, kekhawatiran mengenai penggunaan kecerdasan buatan (AI) dapat merusak reputasi industri.

Percayai dinamika dalam riset pasar

Survei menunjukkan bahwa sebuah organisasi di bidang riset pemasaran memiliki tingkat kepercayaan +7 yang tetap sama sejak tahun 2022. Namun demikian, penerapan AI dalam serikat riset memicu beberapa kekhawatiran di kalangan peneliti.

Badan riset pasar adalah organisasi lain yang mengkhawatirkan 47% peserta global bahwa penerapan AI dapat memengaruhi kepercayaan mereka yang sudah ada terhadap perusahaan riset pasar. Hal lain yang mengejutkan adalah bahwa perusahaan alat AI menerima tingkat kepercayaan paling rendah di antara semua kelompok – hanya 17% dari responden yang memiliki kepercayaan terhadap perusahaan alat AI. Perusahaan AI diketahui memiliki skor kepercayaan bersih sebesar -19, menyebabkan ketidakpercayaan terhadap tingkat yang ditemukan di antara perusahaan media penyiaran dan media sosial.

Kemerosotan kepercayaan yang cepat terhadap pemrosesan data

menurut penelitian ini, terdapat erosi ketergantungan pada tindakan dan perilaku perusahaan riset pasar terkait informasi pribadi. Indeks kepercayaan bersih pada perusahaan data (dari -18 pada tahun 2022 menjadi -23 pada tahun 2024) telah menurun selama dua tahun dan merupakan tanda betapa etisnya data digunakan dan berkurangnya kepercayaan pada anggota sektor ini. Penurunan kepercayaan ini sangat berkaitan dengan perlunya bisnis yang melakukan riset pasar untuk menerapkan praktik terbaik yang etis agar teknologi dapat berkembang.

Dr Andrew Cannon, Direktur Eksekutif GRBN, menggarisbawahi bias pikiran dari AI, dan meskipun terdapat permasalahan, tren positif harus disebutkan dalam sektor penelitian. Oleh karena itu, muncul optimisme baru dari sisi konsumen mengenai kontribusi yang mereka berikan melalui kegiatan riset pasar. Cara berpikir seperti ini memunculkan prinsip bahwa penelitian harus menginformasikan proses pengambilan keputusan dalam pembentukan pengetahuan untuk semua bidang kehidupan manusia.

Meskipun masih terdapat keberatan terhadap integrasi AI, terdapat peluang untuk memperbarui ilmu pengetahuan yang menjadi prioritas mengenai etika dan, pada saat yang sama, untuk menyoroti bahwa tujuan utama penelitian adalah untuk mengembangkan basis pengetahuan yang lebih baik yang mendukung pembuatan kebijakan dan berbasis bukti. kemajuan sosial. Dengan bantuan kerangka etika dan keterlibatan proaktif pemangku kepentingan, organisasi riset pemasaran akan mengetahui cara menghadapi citra peradaban AI di dunia di mana informasi semakin berbasis fakta.