Dalam dunia teknologi buku besar terdistribusi (DLT) yang terus berkembang, dorongan menuju standardisasi telah menjadi fokus penting untuk meningkatkan interoperabilitas dan keamanan sistem. Komite Standar Asosiasi Internasional untuk Aplikasi Blockchain Tepercaya baru-baru ini menyoroti kebutuhan mendesak akan protokol standar melalui survei komprehensif dan inisiatif penelitian yang berkelanjutan.

Peran Standardisasi dalam DLT

Survei terbaru yang dilakukan oleh asosiasi tersebut menyoroti kondisi kerangka DLT yang ada dan sifat teknologi yang berbeda saat ini. Standardisasi didefinisikan sebagai proses pengembangan dan penerapan standar teknis untuk mendorong kompatibilitas dan efisiensi di berbagai sistem dan sektor. Bagi DLT, hal ini berarti menciptakan kerangka terpadu yang dapat mendukung interaksi lancar antara beragam jaringan dan teknologi.

Standarisasi DLT tidak hanya bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara berbagai aplikasi blockchain tetapi juga meningkatkan aspek keamanan teknologi. Dengan mengkonsolidasikan praktik terbaik dan mengurangi implementasi yang terisolasi, jaringan DLT dapat mencapai interoperabilitas yang lebih tinggi dan mengurangi risiko serangan siber, yang merajalela dalam beberapa tahun terakhir.

Menavigasi Tantangan dengan Pendekatan Standar

Salah satu tantangan utama yang dihadapi penerapan DLT secara luas adalah kurangnya interoperabilitas bawaan di antara jaringan blockchain yang ada. Survei ini mengilustrasikan masalah ini dengan analogi “taman bertembok,” di mana jaringan DLT beroperasi secara terpisah, sehingga menghambat aliran bebas aset di berbagai platform. Segmentasi ini merupakan salah satu hambatan terbesar terhadap adopsi dan skalabilitas DLT.

Publikasi terbaru komite tersebut, “Menerapkan Jembatan Aman: Pembelajaran dari Protokol Transfer Aset Aman,” menekankan perlunya protokol terbuka untuk memitigasi kerentanan keamanan. Makalah ini menunjukkan kerugian finansial signifikan yang diakibatkan oleh eksploitasi dalam sistem kepemilikan, khususnya jembatan kripto, yang menyebabkan lebih dari satu miliar dolar dicuri pada tahun 2022 saja. Insiden-insiden ini menggarisbawahi pentingnya transisi dari sistem tertutup ke sistem terbuka dan terstandarisasi untuk menjaga aset digital secara efektif.

Upaya Kolaboratif dan Arah Masa Depan

Upaya berkelanjutan untuk menstandardisasi DLT bersifat kolaboratif dan inklusif. Pekerjaan komite didokumentasikan dalam survei berjudul “SoK: Distributed Ledger Technology Standardization,” yang tersedia dalam bentuk pracetak. Survei awal ini berfungsi sebagai langkah mendasar menuju upaya standardisasi yang lebih mendalam dan ekstensif di bawah INATBA.

Selain itu, komite telah membuat temuan dan penelitian yang sedang berlangsung dapat diakses melalui repositori GitHub terbuka. Platform ini tidak hanya menampung daftar publikasi dan kelompok kerja yang relevan tetapi juga mengundang kontribusi dari komunitas global. Dengan membina lingkungan kolaboratif, komite bertujuan untuk terus memperbarui dan menyempurnakan standar DLT.

Kesimpulan

Dorongan menuju standardisasi dalam teknologi buku besar terdistribusi merupakan langkah penting untuk mewujudkan potensi penuh aplikasi blockchain di berbagai industri. Dengan mengatasi tantangan interoperabilitas dan keamanan melalui protokol standar, komunitas DLT membuka jalan bagi sistem yang lebih kuat, efisien, dan aman. Ketika bidang ini terus berkembang, upaya kolaboratif para peneliti dan pakar industri akan menjadi sangat penting dalam membentuk lanskap masa depan teknologi blockchain.