Menurut U.Today, Chief Technology Officer Ripple David Schwartz baru-baru ini menanggapi kekhawatiran yang diajukan oleh beberapa anggota komunitas XRP tentang perlunya XRP, entri terbaru Ripple ke dalam bidang stablecoin. Awal bulan ini, Ripple meluncurkan stablecoin yang dipatok dalam dolar AS, yang rencananya akan diluncurkan akhir tahun ini. Token tersebut, yang didukung oleh simpanan dolar AS, surat utang negara jangka pendek, dan setara kas lainnya, menandai tonggak penting dalam upaya ekspansi Ripple. Awalnya digunakan sebagai token standar ERC-20, token ini menjanjikan peningkatan efisiensi dan stabilitas transaksi dalam ekosistem.

Di tengah desas-desus seputar pengumuman stablecoin, muncul pertanyaan tentang peran XRP dalam solusi pembayaran Ripple di masa depan. Schwartz menekankan pentingnya strategis XRP dalam visi perusahaan. Bertentangan dengan spekulasi bahwa XRP mungkin menjadi mubazir, Schwartz mengklarifikasi bahwa pengenalan stablecoin tidak mengurangi pentingnya XRP dalam memfasilitasi transaksi lintas batas yang lancar. Dia menekankan keunggulan perangkat lunak pembayaran yang mampu melakukan penyelesaian dengan XRP dalam skenario tertentu dan menekankan komitmen Ripple untuk memberikan pengalaman terbaik kepada pengguna, memanfaatkan kekuatan XRP sambil mengakui keterbatasannya dalam skenario lain. Komentar Schwartz membantu membantah anggapan bahwa pentingnya XRP dalam ekosistem Ripple semakin berkurang. Sebaliknya, dia menekankan pentingnya memastikan pengguna memiliki akses ke metode pembayaran yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka, baik itu XRP atau stablecoin baru.