#故事汇 #地摊文学 #三低人士

Larut malam, nyalakan komputer dan mulai NetEase Cloud Music.

Saat musik diputar dengan lembut, kenangan cinta pertamaku di sekolah dasar muncul di benakku. Dua puluh tahun telah berlalu, dan hubungan polos itu masih terpatri dalam benak saya, seolah baru terjadi kemarin. Mungkin, itu bukanlah cinta sejati, tapi perasaan yang terpendam secara diam-diam, hanya cinta rahasia dan ambiguitas.

Dia adalah pengawasku di sekolah dasar, pemimpin kelompok belajarku, dan teman satu mejaku. Karena kami berdua sangat pandai matematika, kami akan tinggal sepulang sekolah setiap hari untuk menerima bimbingan khusus dari guru. Seiring waktu, saya perlahan-lahan mengembangkan perasaan terhadap saya, dan dia sepertinya menyadarinya. Kadang-kadang, wajahnya memerah ketika saya menyentuh jari-jarinya. Sepulang sekolah, kami berjalan pulang bersama, membeli makanan ringan bersama dan bermain dengan anak anjing di depan toko pinggir jalan. Kadang-kadang saya menggodanya, dan dia berpura-pura marah, tetapi kemudian memalingkan wajahnya sambil tersenyum. Telinganya yang merah, bulu matanya yang panjang, alisnya yang sedikit berkerut, dan wajahnya yang centil penuh dengan kelucuan yang nyata dan jelas.

Kalau dipikir-pikir, mungkin karena perkembangan kita yang dewasa sebelum waktunya, pemikiran matematis kita lebih baik daripada rekan-rekan kita, dan hal ini juga mempengaruhi perkembangan emosi kita.

Sekarang pukul 05:41 waktu Beijing. Saya tertidur, berharap untuk kembali ke masa lalu dalam mimpi saya.