Yuan Tiongkok secara resmi mengambil alih dolar AS

Yuan Tiongkok secara resmi menjadi mata uang yang paling banyak diperdagangkan di Rusia, mengalahkan dolar Amerika Serikat di tengah genosida yang sedang berlangsung di Palestina, Watcher Guru melaporkan

Menurut laporan data baru, perdagangan yuan menyumbang 42% dari perdagangan mata uang di Rusia, sementara perdagangan dolar menyumbang 39,5%.

Selain itu, angka-angka tersebut menunjukkan bahwa volume perdagangan yuan meningkat tiga kali lipat, mencapai $385 miliar pada tahun 2023.

Dengan penggunaan yang begitu luas, diperkirakan tahun ini perdagangan yuan akan meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu.

Rusia saat ini sedang berjuang melawan beberapa sanksi yang dikenakan oleh Barat, khususnya Amerika Serikat, atas perang yang sedang berlangsung di Ukraina. Sanksi yang dikenakan telah menimbulkan kesulitan, menghambat status supremasi global Rusia, menjadikannya tidak mampu melakukan transaksi nasional dan internasional melalui jalur tradisional dan mapan.

Untuk menghindari sanksi ini, Rusia telah mencari alternatif baru seperti menggunakan yuan Tiongkok untuk melakukan perdagangan luar negeri dan transaksi luar negeri menggantikan dolar AS.

Moskow kini mengintensifkan seruannya menentang penggunaan dolar, dengan memunculkan gagasan “de-dolarisasi”.

Selama wawancara, Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin mendesak negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah untuk beralih dari dolar AS ke mata uang nasional dan regional.