Suatu ketika, ada seorang tukang cukur di Amerika yang memiliki pendekatan unik terhadap perdagangannya. Alih-alih membebankan biaya kepada kliennya, ia menganggap pelayanannya sebagai hasil kerja cinta, didorong oleh kecintaannya terhadap kerajinan tersebut. Ketika dimintai bayaran, dia hanya akan meminta doa sebagai balasannya.

Suatu hari, seorang pria mengunjungi tukang cukur untuk potong rambut dan bercukur. Sesuai dengan bentuknya, tukang cukur tersebut menolak pembayaran dan malah meminta doa. Sebagai rasa syukur, pria pemilik toko yang menjual kartu dan hadiah itu meninggalkan sebagian barang dagangannya di tempat pangkas rambut keesokan paginya.

Demikian pula klien lainnya, pemilik toko buku, menerima potong rambut dari tukang cukur. Sebagai apresiasi, ia mengirimkan beberapa buku terbaiknya ke tempat pangkas rambut.

Siklus ini berlanjut hingga seorang badut mengunjungi tukang cukur untuk potong rambut. Seperti biasa, tukang cukur menolak pembayaran. Namun, keesokan paginya, tukang cukur itu mendapat kejutan. Ketika dia membuka tokonya, dia menemukan sekitar 20 badut sedang menunggu potong rambut gratis.

Pesan moral dari cerita ini? Waspadalah terhadap mereka yang mencari keuntungan dari kemurahan hati orang lain tanpa memberikan imbalan apa pun. Sama seperti di pasar kripto, di mana terdapat banyak orang yang tampaknya menawarkan nasihat gratis namun memiliki motif tersembunyi. Tetap waspada dan cerdas.

Jika Anda menemukan kisah ini berwawasan luas, jangan ragu untuk berbagi dan mengikuti lebih lanjut. #CryptocurrencyAlert #CryptoMarketSentiment 😬📉📈 #AzizPk