CEO HashKey, Livio Weng secara terbuka mengkritik peraturan cryptocurrency baru-baru ini di Hong Kong, memperingatkan bahwa peraturan yang ketat dapat menghambat akses klien internasional ke pasar. Hal ini terjadi ketika kota tersebut mengintensifkan kerangka peraturannya, yang mewajibkan semua bursa kripto untuk mengajukan izin resmi.
Rincian Peraturan dan Perizinan
Awal tahun ini, Hong Kong mengamanatkan agar semua bursa mata uang kripto yang beroperasi di kota tersebut mengajukan permohonan persetujuan peraturan pada bulan Februari. Batas waktu tersebut membuat 24 perusahaan, termasuk pemain besar seperti Bybit, OKX, dan Crypto.com, mencari lisensi. Mereka yang gagal mengajukan permohonan diharuskan menghentikan operasinya pada bulan Mei. Langkah ini menggarisbawahi komitmen Hong Kong untuk mengatur pasar kripto yang sedang berkembang namun menimbulkan kekhawatiran tentang keterbukaannya terhadap partisipasi internasional.
Dampak terhadap Investor Internasional
Weng menyatakan kekhawatirannya bahwa peraturan baru ini akan memberikan hambatan besar bagi investor internasional yang ingin memasuki pasar Hong Kong. Menanggapi pembatasan ini, HashKey memilih untuk meluncurkan bursa berlisensi Bermuda, yang mencerminkan poros strategis menuju lingkungan peraturan yang lebih akomodatif. Weng menyoroti potensi dampak negatif dari penerbitan terlalu banyak lisensi, mengingat terbatasnya ukuran pasar domestik Hong Kong, dan menunjukkan bahwa hal ini dapat membahayakan posisi kompetitif kota tersebut dalam lanskap kripto global.
Ketegangan dan Ketidakpastian di Pasar
Meskipun HashKey menjadi salah satu dari dua entitas yang mendapatkan lisensi pertukaran aset digital di Hong Kong, masa depan masih belum pasti. Entitas berlisensi lainnya, OSL, baru-baru ini menjual hampir 30% sahamnya kepada BGX, sebuah grup tidak berlisensi yang memiliki hubungan dengan Tiongkok, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan operasi di bawah peraturan ketat Hong Kong. Situasi ini membayangi kemampuan kota tersebut untuk mempertahankan statusnya sebagai pusat perdagangan kripto terkemuka.
Kritik dan Rekomendasi Terhadap Regulasi
Peraturan saat ini membatasi klien pertukaran hanya pada individu yang dapat melewati pemeriksaan kenali pelanggan Anda (KYC) yang ketat dan memiliki dana di rekening bank lokal atau luar negeri yang disetujui. Weng berpendapat bahwa agar Hong Kong tetap kompetitif dan menarik investor internasional dalam skala luas, peraturan ini perlu direvisi. Tanpa perubahan seperti itu, ia khawatir pasar mungkin tidak mendukung lebih dari segelintir dari 24 pemohon lisensi awal, sehingga berpotensi membatasi operasi yang layak hanya pada empat bursa berlisensi.
Kesimpulan
Ketika Hong Kong memposisikan dirinya sebagai pusat perdagangan mata uang kripto yang teregulasi, keseimbangan antara kontrol yang ketat dan keterbukaan pasar tetap rapuh. Kekhawatiran yang disuarakan oleh para pemimpin industri seperti Livio Weng menyoroti kebutuhan penting akan kerangka peraturan yang tidak hanya menjamin keamanan dan kepatuhan tetapi juga menumbuhkan lingkungan pasar yang inklusif dan dinamis yang mampu menarik peserta global.
Melihat:
,,Informasi dan pandangan yang disajikan dalam artikel ini dimaksudkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat investasi dalam situasi apa pun. Isi halaman ini tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau bentuk nasihat lainnya. Kami memperingatkan bahwa berinvestasi dalam mata uang kripto bisa berisiko dan dapat menyebabkan kerugian finansial.”