Harga Bitcoin (BTC) mengalami volatilitas pada hari Rabu, 10 April 2024, menyusul rilis data inflasi yang lebih panas dari perkiraan di Amerika Serikat. Data tersebut menghidupkan kembali spekulasi mengenai jalur kebijakan moneter Federal Reserve, dengan beberapa investor kini mengantisipasi laju penurunan suku bunga yang lebih lambat, atau bahkan kembalinya kenaikan suku bunga.

Bitcoin awalnya turun setelah laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) mengungkapkan inflasi tetap tinggi. Namun, pasar mata uang kripto dengan cepat berbalik arah, dengan Bitcoin dan aset digital lainnya mengalami perubahan sepanjang hari. Hal ini mencerminkan ketidakpastian yang sedang berlangsung seputar langkah Federal Reserve selanjutnya.

Sebelumnya, investor telah memperkirakan ekspektasi bahwa Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya yang ketat karena kekhawatiran tentang melambatnya pertumbuhan ekonomi. Perubahan sikap dovish dari Fed, yang mungkin termasuk pemotongan suku bunga, secara umum dipandang positif untuk aset berisiko seperti Bitcoin. Namun, data inflasi hari ini mengacaukan ekspektasi tersebut.

The Fed telah mengindikasikan bahwa pihaknya akan tetap bergantung pada data dalam keputusan kebijakannya. Jika inflasi terbukti lebih persisten daripada yang diantisipasi, bank sentral mungkin terpaksa mempertahankan, atau bahkan menaikkan, suku bunga untuk jangka waktu yang lebih lama. Hal ini dapat meredam antusiasme investor terhadap aset yang lebih berisiko, sehingga menekan harga Bitcoin.

Minggu-minggu mendatang akan menjadi masa krusial bagi Bitcoin dan pasar mata uang kripto yang lebih luas. Investor akan mencermati pernyataan lebih lanjut dari Fed, serta rilis data ekonomi tambahan, untuk mengukur sikap kebijakan moneter bank sentral.