Pada tanggal 1 April, Tether mengumumkan bahwa mereka lulus audit Risk Control Report (SOC) 2, yang merupakan standar kontrol keamanan tertinggi yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).

Menurut Bapak Paolo Ardoino, CEO Tether, ini adalah bukti bahwa Tether berkomitmen untuk melindungi data dan aset pengguna.

Perusahaan berkomitmen terhadap audit SOC 2 tahunan untuk memastikan praktik keamanannya tetap sejalan dengan standar. Hal ini juga bertujuan untuk mencapai sertifikasi SOC 2 Tipe II pada akhir tahun 2025, yang mengevaluasi efektivitas pengendalian internal Tether selama periode 12 bulan.

Menurut data CoinMarketCap, Tether adalah stablecoin terbesar dengan kapitalisasi pasar lebih dari $104 miliar. Koin tersebut mencapai rekor kapitalisasi pasar sebesar $100 miliar pada tanggal 4 Maret, membukukan pertumbuhan sebesar 9% year-to-date. Hal ini menjadikan Tether mata uang kripto terbesar ketiga berdasarkan kapitalisasi pasar setelah Ether dan Bitcoin.

Selain itu, perusahaan juga berencana menghabiskan $500 juta untuk membangun fasilitas penambangan Bitcoin di Uruguay, Paraguay, dan El Salvador. Dalam sebuah wawancara pada 16 November 2023, Bapak Ardoino mengatakan Tether bertujuan untuk mencapai 1% dari total kapasitas penambangan Bitcoin di seluruh jaringan pada tahun 2024.

Tether juga berencana untuk memperluas operasi penambangan Bitcoin langsungnya menjadi 450 MW pada akhir tahun 2025.