šŸ”’ TRON Blockchain Mendominasi Dunia Kripto Terlarang: Laporan TRM Mengungkap Statistik Mengejutkan

šŸ“‰ Angka Jatuh, Meningkatnya Kekhawatiran: Secercah Harapan di Tengah Bayang-Bayang

Dalam peristiwa yang mengejutkan, tahun 2023 menyaksikan secercah harapan dalam perang melawan aktivitas kripto ilegal. Menurut TRM Labs, sisi gelap keuangan digital mengalami penurunan volume sebesar 33%, dari $49,5 miliar pada tahun 2022 menjadi $34,8 miliar.

Namun, di tengah penurunan ini, ada satu blockchain yang terkenal sebagai pusat pelaku kejahatan. Jaringan TRON, yang sering dipuji karena kecepatannya dan biayanya yang rendah, mengalami pertumbuhan pangsa pasar ilegal dari 41% menjadi 45%.

šŸŒ Medan Pertempuran Blockchain: TRON Menjadi Pusat Panggung

Laporan terbaru dari tim intelijen blockchain TRM memberikan gambaran yang jelas tentang lanskap kejahatan kripto. Hal ini menunjukkan bahwa hampir setengah dari semua transaksi curang terjadi di blockchain TRON, meninggalkan Ethereum (24%) dan Bitcoin (18%) tertinggal.

Tapi apa yang membuat TRON begitu menarik bagi mereka yang mempunyai niat buruk? Menurut Angela Ang, penasihat kebijakan senior di TRM, yang terpenting adalah kenyamanan: "Biaya rendah dan kecepatan tinggi menjadikannya tempat bermain yang ideal bagi para pencuci uang."

šŸ’° Tether Memimpin: Stablecoin Shenanigans Diungkap

Dalam hal stablecoin yang terlibat dalam urusan terlarang, Tether (USDT) mengambil keputusan yang meragukan. Tahun lalu saja, transaksi cerdik ini menghasilkan $19,3 miliar. Faktanya, sekitar 1,63% volume Tether di TRON dikaitkan dengan aktivitas terlarang.

Sebaliknya, saingannya USDC hanya memiliki sedikit sekali 0,05% volumenya yang dinodai oleh perbuatan salah. Pertarungan stablecoin tampaknya memiliki pemenang yang jelas dalam dunia kejahatan kripto yang suram.

šŸ” 2023: Tahun Kemajuan, Namun Tantangan Masih Ada

Meskipun blockchain TRON mungkin telah menjadi pusat perhatian, ada hikmah yang bisa ditemukan. Secara keseluruhan, dana kripto ilegal mengalami penurunan sebesar 30%, dan kejahatan terkait sanksi terkena dampak yang signifikan.