Supernet Polygon dan subnet Avalanche merupakan solusi skalabilitas yang bertujuan membantu pengembang menerapkan atau mengembangkan rantai aplikasi dengan cepat. Meskipun keduanya memiliki beberapa kesamaan, keduanya berbeda dalam beberapa hal, termasuk mekanisme konsensus, transaksi per detik, dan manajemen validator.

Avalanche memiliki sistem subnet yang memiliki validator dinamis yang bekerja sama untuk mencapai konsensus. Subnet ini dapat digunakan untuk membuat blockchain yang sepenuhnya disesuaikan di jaringan Avalanche. Sebaliknya, supernet Polygon menyediakan cara yang hemat biaya bagi pengembang untuk membuat jaringan blockchain mereka sendiri. Artikel ini menyoroti manfaat penggunaan supernet Polygon dan memberikan penjelasan rinci tentang arsitektur teknis supernet.

Dalam hal mekanisme konsensus, Avalanche menggunakan protokol konsensus yang disebut Avalanche-X, yang merupakan variasi dari protokol konsensus Avalanche. Di sisi lain, Polygon menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Stake (PoS), yang memungkinkan validator mempertaruhkan token mereka untuk mengamankan jaringan.

Soal transaksi per detik, Avalanche mengklaim mampu memproses hingga 4.500 transaksi per detik (TPS) dalam satu subnet, sedangkan Polygon mampu menangani hingga 7.000 TPS di jaringannya.

Terakhir, dalam hal manajemen validator, subnet Avalanche memiliki validator dinamis, artinya validator dapat bergabung dan keluar dari jaringan kapan saja. Sebaliknya, supernet Polygon memiliki validator tetap yang dipilih oleh jaringan berdasarkan jumlah token yang dipertaruhkan.

Kesimpulannya, supernet Polygon dan subnet Avalanche memberikan solusi skalabilitas bagi pengembang, namun keduanya berbeda dalam mekanisme konsensus, transaksi per detik, dan manajemen validator. Pengembang harus mempertimbangkan perbedaan ini ketika memilih solusi mana yang akan digunakan untuk proyek mereka. #crypto2023