Hari pertama Binance Blockchain Week 2024 berlangsung meriah di Coca Cola Arena di Dubai pada tanggal 30 Oktober, menarik banyak sekali penggemar kripto, pemimpin industri, dan inovator yang ingin mendalami tren dan ide terbaru.

Masa Depan Web3: Wawasan dari Yi He

Salah satu sesi yang paling berkesan hari itu adalah obrolan santai dengan Yi He, salah satu pendiri Binance. Dalam diskusi menarik ini, yang dimoderatori oleh Alice Liu dari CoinMarketCap, Yi berbagi visinya tentang masa depan mata uang kripto dan ekosistem Web3 yang lebih luas.

Ia merenungkan evolusi Binance dan peran penting kepemimpinan perempuan dalam industri tersebut, dengan menekankan perlunya membawa lebih banyak perempuan ke dalam dunia kripto. Yi dengan penuh semangat berpendapat bahwa keberagaman adalah kunci untuk mendorong inovasi dan mengatasi tantangan yang dihadapi sektor tersebut.

Melihat kembali perjalanan mata uang kripto dari awal hingga status utamanya saat ini, Yi menyatakan, “Masa depan telah tiba.” Ia mendesak para peserta untuk melihat momen ini sebagai titik penting dalam adopsi mata uang digital. Mengakui rintangan regulasi yang akan dihadapi, ia menegaskan bahwa kolaborasi dengan regulator sangat penting untuk mendorong adopsi massal: “Jika kita menginginkan satu miliar pengguna dalam kripto, kita harus bekerja sama dengan regulator.”

Visi Yi tidak hanya sekadar meningkatkan jumlah pengguna; ia bermimpi membuat kripto dapat diakses oleh semua orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan pengalaman teknologi. Tujuannya adalah agar platform seperti Binance menjadi alat penting dalam kehidupan sehari-hari, memberdayakan pengguna untuk bertransaksi dengan mudah. ​​Dengan lebih dari 230 juta pengguna di Binance, ia yakin langkah besar berikutnya adalah menciptakan aplikasi praktis yang jauh melampaui perdagangan spekulatif.

Fokus pada Inovasi Timur Tengah

Hari itu dimulai dengan pidato utama yang inspiratif dari Khalfan Belhoul, CEO Dubai Future Foundation. Ia membahas tujuan ambisius Timur Tengah untuk menjadi pusat inovasi global. Belhoul menyoroti pendekatan proaktif Dubai terhadap Web3, dengan menunjukkan kemajuan regulasi dan inovasi teknologi di kawasan tersebut yang mendorong pertumbuhannya.

Wawasannya menggambarkan gambaran yang jelas tentang suatu kawasan yang dengan antusias merangkul teknologi baru, dengan tujuan menarik bakat dan investasi di sektor kripto. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk memanfaatkan sepenuhnya potensi teknologi Web3. Saat ia mengakhiri, jelas bahwa Timur Tengah serius ingin memantapkan diri sebagai pemimpin di bidang ini.

Persimpangan AI dan Web3

Diskusi menarik lainnya berkisar seputar AI generatif dan implikasinya bagi ekosistem Web3. Dimoderatori oleh Tracy Zhang dari Followin AI, panel ini mempertemukan para pakar industri untuk membahas apakah AI generatif merupakan berkah atau kutukan bagi web yang terdesentralisasi.

Panelis seperti Humayun Sheikh (Fetch.AI), Allen Yang (AWS), dan Bruce Pon (Ocean Protocol) mengeksplorasi sifat ganda peran AI dalam Web3. Mereka mengakui bahwa meskipun AI generatif dapat meningkatkan pengalaman pengguna dengan menyederhanakan aplikasi yang terdesentralisasi, namun hal itu juga menghadirkan risiko yang signifikan, seperti potensi kontrol terpusat dan peningkatan pengawasan.

Sheikh mengajukan argumen yang meyakinkan untuk mendesentralisasikan kepemilikan agen AI guna menghindari terpusatnya kekuasaan di tangan beberapa perusahaan. Diskusi tersebut menyoroti perlunya kontrol individu yang lebih besar atas data di dunia yang semakin digerakkan oleh AI. Pada akhirnya, para panelis sepakat bahwa menemukan keseimbangan antara inovasi dan pertimbangan etika sangat penting untuk memelihara lingkungan Web3 yang sehat.

Menavigasi Lanskap Regulasi

Panel lain hari itu difokuskan pada lanskap regulasi yang terus berkembang untuk mata uang kripto, yang diberi judul “Kepatuhan Kripto: Dari Jalanan ke Ruang Rapat.” Dimoderatori oleh Noah Perlman, Kepala Pejabat Kepatuhan Binance, sesi tersebut menampilkan tokoh-tokoh terkenal seperti Irina Heaver (NeosLegal) dan Tom Robinson (Elliptic).

Para panelis membahas pentingnya kerja sama internasional dalam menetapkan standar regulasi yang konsisten, dengan mengakui kompleksitas yang ditimbulkan oleh berbagai kerangka hukum di seluruh dunia. Mereka menekankan bahwa adaptasi proaktif dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta sangat penting untuk melindungi ekosistem kripto.

Zumas, seorang kepala polisi dari Brasil, menyoroti bagaimana tim kepatuhan sektor swasta memainkan peran penting dalam membantu penegakan hukum terhadap kejahatan terkait kripto. Para panelis sepakat bahwa pendekatan kepatuhan yang digerakkan oleh masyarakat, yang berakar pada transparansi dan kerja sama, sangat penting bagi pertumbuhan industri mata uang kripto yang berkelanjutan.

Menantikan Hari ke-2: Diskusi Utama yang Akan Datang

Saat Hari Pertama Binance Blockchain Week 2024 berakhir, antisipasi terhadap apa yang akan terjadi selanjutnya begitu tinggi. Para peserta didorong untuk mengikuti diskusi Hari Kedua, yang menjanjikan akan membahas lebih dalam tema inovasi, regulasi, dan masa depan keuangan.

Dengan penekanan pada aplikasi praktis dan keterlibatan pengguna, acara ini bertujuan untuk terus membina dialog dan kolaborasi yang bermakna dalam komunitas Web3. Dari panel pakar hingga lokakarya interaktif, konferensi ini berfungsi sebagai platform bagi para pemimpin industri dan pendatang baru untuk berbagi pengetahuan dan membangun koneksi.

Binance Blockchain Week tidak hanya menyoroti tren dan tantangan terbaru di dunia kripto, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi, inovasi, dan inklusivitas seiring dengan perkembangan industri. Seperti yang dinyatakan dengan tepat oleh Yi He, “Masa depan telah tiba; inilah saatnya sekarang.”

Nantikan informasi terkini dan wawasan lebih lanjut selagi kami menjelajahi perkembangan menarik di lanskap kripto selama acara penting di Dubai ini.