Menurut Cointelegraph, ENS Labs baru-baru ini bermitra dengan PayPal dan Venmo untuk meningkatkan adopsi pembayaran mata uang kripto. Integrasi ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi kripto menggunakan nama pengguna ENS, menyederhanakan proses dan berpotensi meningkatkan jumlah pemegang kripto menjadi satu miliar. Marta Cura, direktur pengembangan bisnis di ENS Labs, menekankan bahwa kemitraan ini merupakan langkah penting menuju penyatuan pengguna Web2 dan Web3. Ia mencatat bahwa integrasi tersebut dapat membuka jalan bagi berbagai kasus penggunaan dengan penyedia pembayaran dan model bisnis yang berbeda, khususnya dalam e-commerce.

ENS, yang dikenal dengan alamat kripto yang dapat dibaca manusia, mengganti alamat berbasis Ethereum yang rumit dengan nama panggilan yang sederhana, sehingga mengurangi risiko kesalahan manusia selama transaksi. Saat ini, ada hampir dua juta nama ENS yang dibuat oleh lebih dari 888.000 peserta unik. Meskipun ada potensi adopsi kripto secara umum, Cura menyoroti pentingnya kolaborasi dengan perusahaan keuangan tradisional (TradFi). Ia menjelaskan bahwa mengintegrasikan solusi blockchain dengan utilitas dunia nyata memerlukan kerja sama dalam kerangka keuangan tradisional yang ada, yang dapat menjadi proses yang lambat karena prosedur persetujuan dan tata kelola yang ketat.

Pengalaman pengguna yang lebih baik yang diberikan oleh nama pengguna ENS juga dapat membantu mencegah penipuan peracunan alamat. Penipuan ini melibatkan pengiriman sejumlah kecil aset digital ke dompet yang sangat mirip dengan alamat korban, dengan harapan korban akan secara keliru mengirim dana ke alamat penipu. Cura menunjukkan bahwa penggunaan nama pengguna ENS dapat mencegah insiden baru-baru ini di mana seorang pedagang kehilangan $68 juta dalam penipuan peracunan alamat. Untungnya, dana yang dicuri dikembalikan setelah penyelidik on-chain mengidentifikasi alamat IP potensial pencuri. Insiden ini menggarisbawahi pentingnya solusi yang mudah digunakan seperti ENS dalam menjaga aset digital.