Menurut Cointelegraph, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengumumkan dalam pesan yang dirilis pada 30 Agustus bahwa Hari Demokrasi Internasional tahun ini akan fokus pada kecerdasan buatan. Hari Demokrasi Internasional telah diadakan setiap tanggal 15 September sejak tahun 2017 untuk mempromosikan prinsip-prinsip demokrasi. Sebelum acara setiap tahunnya, Sekretaris Jenderal akan merilis informasi mengenai topik tersebut dan pentingnya hal tersebut.

Berdasarkan siaran pers Perserikatan Bangsa-Bangsa, tema Hari Demokrasi tahun ini adalah “Kecerdasan Buatan sebagai Alat untuk Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.” Guterres mengatakan jika tidak dikendalikan, kecerdasan buatan dapat berdampak serius terhadap demokrasi, perdamaian dan stabilitas, termasuk penyebaran disinformasi, ujaran kebencian, dan deepfake.

Beliau juga menyebutkan bahwa teknologi kecerdasan buatan dapat membantu mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat, kesetaraan, keamanan dan pembangunan manusia. Perserikatan Bangsa-Bangsa percaya bahwa kecerdasan buatan harus melayani umat manusia secara adil dan aman, namun makna spesifiknya dalam mendorong dan memelihara demokrasi masih belum jelas.

Mengatasi permasalahan seperti ujaran kebencian yang disebabkan oleh AI, deepfake, dan lain-lain masih merupakan permasalahan sosial dan peraturan. Hari Demokrasi Internasional tahun ini akan berfokus pada bagaimana kecerdasan buatan dapat digunakan untuk mendorong inklusi dan kesetaraan.