Menurut Cointelegraph, Bank Sentral India (RBI) telah mengusulkan pengembangan sistem plug-and-play untuk meningkatkan interoperabilitas dalam pembayaran lintas batas. Inisiatif ini bertujuan untuk memanfaatkan kemajuan dalam sistem pembayaran cepat dan mata uang digital bank sentral (CBDC) untuk meningkatkan efisiensi dalam transaksi internasional.
Gubernur RBI Shaktikanta Das menekankan pentingnya interoperabilitas sebagai elemen desain utama untuk mencapai efisiensi maksimum dalam sistem pembayaran lintas batas. Ia mengakui bahwa meskipun negara-negara mungkin lebih suka merancang sistem mereka berdasarkan pertimbangan domestik, pendekatan plug-and-play dapat membantu mempertahankan kedaulatan sekaligus memastikan replikasi.
India telah membuat langkah maju ke arah ini dan berupaya mengembangkan sistem semacam itu demi kepentingan masyarakat global. Das menyoroti perlunya sistem pembayaran tradisional dan CBDC agar dapat dioperasikan bersama, tidak hanya dalam kategorinya sendiri tetapi juga satu sama lain. Ia mencatat bahwa hambatan teknis dapat diatasi melalui standar internasional yang sama, tetapi struktur tata kelola untuk keberlanjutan jangka panjang tetap menjadi tantangan.
Das menunjukkan bahwa meskipun pasar grosir telah mengalami peningkatan efisiensi yang signifikan, transaksi lintas batas ritel masih menghadapi berbagai lapisan yang menambah biaya dan penundaan. Ia menekankan pentingnya inisiatif dan eksperimen yang sedang berlangsung dalam pengaturan bilateral dan multilateral untuk membawa efisiensi pada pembayaran lintas batas, agenda rutin bagi G20 dan badan-badan penetapan standar internasional.
India, yang menjabat sebagai Presiden G20 pada Desember 2022, memiliki regulasi aset digital sebagai salah satu agenda utamanya. Departemen Urusan Ekonomi sedang mempersiapkan makalah konsultasi tentang undang-undang mata uang kripto, yang diharapkan akan dirilis pada September atau Oktober.