Menurut CryptoPotato, polisi tengah memburu empat warga negara Tiongkok yang diduga membobol rumah mewah di Pathum Thani, provinsi di Thailand bagian tengah, dan memaksa penghuninya mentransfer aset kripto senilai $2 juta (70 juta baht). Insiden itu terjadi sekitar pukul 2 dini hari pada hari Rabu di Tambon Ban Mai di distrik Muang.
Laporan polisi menunjukkan bahwa enam penghuni, termasuk tiga pria dan tiga wanita, berada di rumah tersebut pada saat itu. Ke Jibao, seorang pengusaha Tiongkok berusia 35 tahun, melaporkan bahwa ia dan istrinya sedang tertidur ketika empat tersangka bertopeng, bersenjatakan pistol dan pisau, memasuki rumah tersebut. Para penyusup menahan Ke, istrinya, dan seorang pembantu, mengikat tangan dan kaki mereka. Mereka kemudian memaksanya untuk menghubungi seorang kerabat di Tiongkok untuk mentransfer aset kripto senilai $2 juta ke rekening mereka. Setelah mengonfirmasi transfer tersebut, para penyerang mencuri server kamera keamanan dan melarikan diri dengan Toyota Alphard hitam milik korban.
Setelah kejadian tersebut, Ke menderita luka ringan akibat pisau di pergelangan tangan kanannya, sementara seorang pembantu laki-laki, Chen Mingfa, 26 tahun, mengalami cedera wajah setelah dipukul di dahi dengan pistol. Kendaraan curian tersebut kemudian ditemukan terbengkalai di dekat pembangkit listrik di Jalan Liap Khlong Prapa pada pukul 1:30 siang pada hari Rabu dan dibawa ke Pusat Ilmu Forensik Kepolisian 1 untuk diperiksa. Ke mengatakan kepada penyidik bahwa ia tidak mengetahui motif di balik perampokan tersebut atau bagaimana para pelaku mengenal kerabatnya.
Polisi yakin perampokan itu direncanakan dengan matang, mengingat para tersangka memasuki perumahan dengan berjalan kaki, sehingga terhindar dari pemeriksaan keamanan yang mengharuskan identifikasi. Kolonel Polisi Narong Iamrahong, komandan kantor polisi Pak Khlong Rangsit, menyatakan bahwa penyidik sedang meninjau rekaman dari kamera keamanan lain di area tersebut untuk melacak para tersangka. Pihak berwenang juga berencana untuk memeriksa korban dan tetangga lebih lanjut.
Meningkatnya adopsi kripto di Thailand telah menyebabkan lonjakan penipuan. Negara dan regulatornya saat ini tengah mencari keseimbangan antara mendorong ekosistem kripto dan mengekang penipuan. Menariknya, Securities and Exchange Commission (SEC) di Thailand mengizinkan investor institusional dan individu dengan kekayaan bersih tinggi untuk berinvestasi dalam ETF kripto pada bulan Maret tahun ini. Sementara itu, penyedia kustodian kripto diharuskan menggunakan sistem manajemen dompet digital berdasarkan peraturan SEC untuk memastikan keamanan aset nasabah. Thailand saat ini berada di peringkat ke-10 dalam Indeks Adopsi Kripto Global 2023 milik Chainalysis, dengan banyak bursa kripto yang diberi lisensi.