Menurut laporan Jinshi, pada tahun 2024, negara-negara maju besar di seluruh dunia diperkirakan akan menerapkan kebijakan moneter yang longgar dan lingkungan makro secara keseluruhan akan longgar. Dari segi geopolitik, peristiwa “angsa hitam” sering terjadi, dan harga tembaga secara keseluruhan masih bertahan pada paruh kedua tahun ini. Namun, pada paruh pertama tahun ini, pasar fokus pada waktu dan frekuensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve dan tidak memikirkan resesi yang mungkin dihadapi perekonomian AS. Ditambah dengan tingginya persediaan eksplisit dalam negeri, kekurangan konsentrat tembaga tampaknya tidak berdampak pada sektor hilir, dan dukungan fundamental terhadap harga tembaga mungkin lebih lemah dari yang diharapkan. Oleh karena itu, harga tembaga diperkirakan akan menunjukkan tren yang fluktuatif dan kuat pada paruh kedua tahun ini, dengan harga kontrak utama berkisar pada 75.000-85.000 yuan/ton.