Citigroup, DBS Group dan bank-bank lain yang terlibat dalam skandal pencucian uang terbesar di Singapura meningkatkan pengawasan terhadap nasabah-nasabah mereka yang memiliki kekayaan bersih tinggi dan calon nasabah untuk menghindari aliran dana ilegal, Odaily Planet Daily melaporkan. Para bankir pribadi di lembaga-lembaga ini juga menerima pelatihan tambahan untuk membantu mereka mengenali taktik yang digunakan para penjahat untuk menyembunyikan latar belakang dan sumber dana mereka. Tindakan ini bersifat sukarela dan menunjukkan bahwa lembaga-lembaga tersebut berupaya menutup kelemahan mereka dalam menyaring pelanggan.

Otoritas Moneter Singapura (MAS) baru-baru ini menyelesaikan inspeksi lapangan terhadap sejumlah bank yang terlibat dalam kasus ini. Bank yang paling banyak melakukan bisnis dengan penjahat diperkirakan akan menghadapi denda dan tindakan hukuman lainnya dari regulator keuangan setelah peninjauan tersebut. Juru bicara HKMA mengatakan HKMA akan menilai apakah lembaga keuangan telah menerapkan pengendalian yang memadai dan tepat terhadap pencucian uang dan pendanaan teroris dan akan mengambil tindakan jika persyaratan tidak dipenuhi.

Setelah kasus pencucian uang terungkap pada Agustus 2023, pemerintah Singapura membentuk komite antar kementerian untuk meninjau rezim anti pencucian uang dan memperkuat pertahanan industri seperti lembaga keuangan, agen real estat, dan pedagang logam mulia. Pada Agustus tahun lalu, Singapura mengungkap kasus pencucian uang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. 10 orang termasuk Su Baolin, pendiri Xinbao Investment, ditangkap, dan nilai total properti yang terlibat adalah sekitar S$1 miliar.