Menurut CoinDesk, Cathie Wood, CEO ARK Invest, mengaitkan lonjakan nilai Bitcoin tahun ini dengan devaluasi mata uang di negara-negara seperti Nigeria, Mesir, dan Argentina. Dia menggambarkan Bitcoin sebagai 'polis asuransi' terhadap rezim yang tidak stabil dan kebijakan fiskal dan moneter yang buruk. Bitcoin telah mengalami pertumbuhan lebih dari 130% pada tahun lalu, mencapai rekor tertinggi $73,800 bulan lalu. Kenaikan ini bertepatan dengan lonjakan permintaan dari ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Wood menyoroti narasi berbeda, yang menyatakan bahwa devaluasi mata uang global, yang tidak dibahas secara luas, berkontribusi terhadap kenaikan Bitcoin. Dia menunjukkan bahwa Naira Nigeria telah terdepresiasi sebesar 50-60% dalam sembilan bulan terakhir, mata uang Mesir telah terdevaluasi sebesar 40%, dan Argentina terus mendevaluasi mata uangnya. Wood percaya bahwa devaluasi ini mengarahkan orang untuk mencari keamanan di Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap hilangnya daya beli dan kekayaan.

Dua minggu lalu, Wood mengulangi prediksinya tentang target harga Bitcoin sebesar $1,5 juta, dan menyebutnya sebagai 'jalan raya super finansial'. Dia mencatat bahwa bahkan di Amerika Serikat, ketika bank-bank regional bangkrut tahun lalu, nilai Bitcoin meningkat sebesar 40%. Dia menekankan bahwa Bitcoin tidak membawa risiko pihak lawan, menjadikannya aset yang berisiko dan tidak berisiko. Dia ingat bahwa ARK Invest pertama kali berinvestasi di Bitcoin ketika nilainya $250, pada saat Yunani sedang mempertimbangkan untuk keluar dari Zona Euro.