Seperti dilansir KriptoKentang, laporan Chainalysis menggali alasan mengapa kawasan MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara) menjadi ekonomi kripto terbesar keenam. Laporan menunjukkan meningkatnya adopsi cryptocurrency di kawasan MENA. Di negara-negara dengan mata uang yang tidak stabil atau inflasi yang tinggi, mata uang kripto dipandang sebagai sarana untuk melindungi kekayaan. Sebaliknya, di negara-negara dengan perekonomian stabil, seperti UEA, masyarakat lebih cenderung mengeksplorasi penerapan mata uang kripto yang inovatif dan berorientasi pada investasi.
UEA paling menonjol di kawasan MENA, dengan pangsa aktivitas kripto yang jauh lebih tinggi pada protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi) dibandingkan tetangga regionalnya, kecuali Israel. UEA telah mengubah dirinya menjadi pusat mata uang kripto global dengan mengadopsi kerangka peraturan ramah inovasi yang telah menarik banyak pengusaha dan peminat kripto ke wilayah tersebut, yang mungkin menjelaskan peningkatan penggunaan DeFi.