Menurut Foresight News, selama diskusi meja bundar di Shanghai Blockchain International Week Global Summit 2023, yang diselenggarakan oleh Wanxiang Blockchain Lab, Liang Hanjing, kepala keuangan, fintech, dan layanan keuangan di Badan Promosi Investasi Pemerintah Daerah Administratif Khusus Hong Kong, berbagi pandangannya tentang tahap pengembangan Web3 saat ini dan penerbitan lisensi stablecoin yang akan datang di Hong Kong. Liang membandingkan pengembangan Web3 dengan tahapan pengembangan internet, dengan menyatakan bahwa jika tahapan tersebut dibagi dari 1 hingga 10, Web3 saat ini akan berada pada tahap 3. Ia menekankan pentingnya membangun landasan yang kokoh dalam regulasi dan kerangka hukum pada tahap ini. .

Liang juga berbagi pandangannya tentang potensi penerapan Web3 dalam skala besar di sektor keuangan, mengungkapkan bahwa bank-bank Hong Kong dan Otoritas Moneter Hong Kong akan menerbitkan lisensi stablecoin awal tahun depan. Saat ini, beberapa negara, termasuk Singapura dan Kanada, menunjukkan minat terhadap stablecoin. Stablecoin memiliki berbagai kegunaan, seperti pembayaran lintas batas, dan memiliki permintaan yang tinggi di pasar negara berkembang seperti Afrika dan Amerika Latin, di mana devaluasi mata uang dan inflasi sangat parah. Namun, pengguna menghadapi risiko hilangnya penyedia layanan. Oleh karena itu, menerbitkan stablecoin berlisensi dan membina lingkungan peraturan yang ramah akan mendorong pengembangan teknologi dan alat baru.

Liang menambahkan, produk yang mematikan tidak harus selalu inovatif, karena produk tradisional juga bisa ditingkatkan. Dari sudut pandang Hong Kong dan posisinya di negara tersebut, penggunaan aset dunia nyata (RWA) dan penawaran token keamanan (STO) untuk pembiayaan dapat dianggap sebagai produk yang mematikan. Hong Kong adalah pusat pembiayaan aset internasional, dan biaya pencatatan di Bursa Efek Hong Kong umumnya antara 20 juta hingga 30 juta dolar Hong Kong. Namun, penggunaan ATMR dan STO untuk pembiayaan dapat menghemat 3% biaya sehingga mengurangi biaya. Liang juga mencatat bahwa di masa lalu, investasi yang dilakukan selama pembiayaan umumnya tidak akan tersentuh selama sepuluh tahun, namun karena kondisi ekonomi saat ini, waktu keluar dana menjadi lebih pendek. Penggunaan STO dan ATMR untuk pembiayaan dapat mempersingkat waktu keluar menjadi satu tahun, sehingga meningkatkan likuiditas.