Menurut Cointelegraph, survei terbaru yang dilakukan oleh Axios, Generation Lab, dan Syracuse University menemukan bahwa sejumlah ahli percaya Amerika Serikat harus membentuk badan federal baru yang didedikasikan untuk tata kelola kecerdasan buatan (AI). Survei tersebut menyurvei 215 profesor ilmu komputer di 65 universitas paling bergengsi di AS mengenai topik terkait AI.

Ketika ditanya “Entitas apa yang terbaik untuk mengatur AI,” mayoritas responden menjawab “lembaga pemerintah “Departemen AI” yang baru” (37%) atau “organisasi atau perjanjian global” (22%). Hanya 16% yang menjawab “kongres”, hanya dua persen lebih tinggi dibandingkan jumlah responden yang memilih “tidak relevan: AI tidak dapat diatur.” 10% responden terakhir membagi jawaban mereka antara “Gedung Putih” (4%), “sektor swasta” (3%), dan “tidak ada: AI tidak boleh diatur” (3%).

Survei ini juga berisi pertanyaan tentang bagaimana sektor AI akan mempengaruhi masa depan lapangan kerja. Mayoritas responden menyatakan bahwa mereka akan menyarankan generasi muda untuk mengejar karir di bidang AI, teknik, dan ilmu data. Sebaliknya, 31% profesor yang disurvei mengatakan mereka tidak menyarankan berkarir di bidang media dan 19% mengatakan hal yang sama tentang seni ketika ditanya bidang apa yang sebaiknya dihindari oleh generasi muda. “Tidak satupun dari jawaban di atas” merupakan jawaban yang paling umum dengan 42%. Ketika ditanya apakah para responden berpendapat ada “ambang batas dalam evolusi AI yang setelahnya manusia tidak dapat mengambil kembali kendali,” jawabannya terbagi antara “tidak, mungkin tidak” (41%), “ya, mungkin” (35%), “tidak, pastinya tidak” (19%), dan “ya, pasti (6%).