Menurut Cointelegraph, evolusi pesat kecerdasan buatan (AI) memungkinkan penipu melakukan serangan yang sangat canggih dalam skala besar, Richard Ma, salah satu pendiri perusahaan keamanan Web3 Quantstamp memperingatkan. Dalam sebuah wawancara di Korea Blockchain Week, Ma menjelaskan bahwa AI membantu peretas menjadi lebih meyakinkan dan meningkatkan tingkat keberhasilan serangan rekayasa sosial mereka.

Ma membagikan contoh serangan bertenaga AI terhadap salah satu klien Quantstamp, di mana penyerang berpura-pura menjadi CTO dari perusahaan yang ditargetkan. Penyerang terlibat dalam percakapan dengan seorang insinyur di perusahaan tersebut, mendiskusikan keadaan darurat sebelum meminta informasi apa pun. Ma mengatakan langkah-langkah tambahan ini membuat seseorang lebih mungkin menyerahkan informasi penting.

Ancaman paling signifikan yang ditimbulkan oleh AI yang canggih adalah skala serangan jenis ini yang dapat dilakukan. Penyerang dapat menggunakan sistem AI otomatis untuk meluncurkan serangan rekayasa sosial dan penipuan tingkat lanjut di ribuan organisasi dengan keterlibatan manusia yang minimal. Untuk melindungi diri mereka sendiri, Ma menyarankan individu dan organisasi untuk menghindari pengiriman informasi sensitif melalui email atau teks dan menggunakan saluran komunikasi internal seperti Slack. Selain itu, perusahaan harus berinvestasi pada perangkat lunak anti-phishing yang menyaring email otomatis dari bot dan AI.