$BTC $ETH $XRP #Sol Membalikkan sebagian keuntungan yang diperoleh hari sebelumnya karena meningkatnya kekhawatiran atas pasar obligasi memberi tekanan pada aset berisiko. Bitcoin (BTC) mengalami penurunan 4%, mencapai level terendah intraday di $97.700, sementara mata uang digital utama lainnya, termasuk Ethereum (ETH), Ripple (XRP), dan Solana (SOL), mengalami kerugian lebih dari 5%. Penurunan mata uang kripto ini mencerminkan sentimen penghindaran risiko yang lebih luas yang menyebar melalui pasar keuangan tradisional, khususnya yang memengaruhi saham teknologi dan indeks ekuitas utama. Nasdaq 100 turun lebih dari 1% menjadi $19.635, dan S&P 500 turun 0,50%, mencerminkan ketidakpastian pasar yang meningkat.
Katalis untuk penurunan ini tampaknya adalah kenaikan imbal hasil obligasi AS, yang memicu pergeseran dalam sentimen investor menjelang data ekonomi yang krusial. Imbal hasil Treasury 10 tahun naik sebesar 1,7%, mencapai 4,70%, sementara imbal hasil 30 tahun dan 5 tahun juga naik menjadi 4,61% dan 4,50%, masing-masing. Kenaikan imbal hasil obligasi ini biasanya menandakan ekspektasi terhadap kebijakan Federal Reserve yang lebih hawkish, karena bank sentral diperkirakan akan mengambil sikap yang lebih ketat terhadap inflasi. Laporan lowongan pekerjaan terbaru dari Departemen Tenaga Kerja, yang menunjukkan angka tertinggi dalam enam bulan, semakin memperkuat kekhawatiran ini dengan menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat dan dapat mendorong tekanan inflasi lebih tinggi.
Kecemasan pasar semakin diperparah oleh antisipasi laporan nonfarm payrolls yang akan datang dan rilis notulen rapat Federal Reserve dari bulan Desember. Dokumen-dokumen ini diharapkan memberikan wawasan lebih lanjut mengenai pemikiran Fed terkait kebijakan suku bunga. Sementara bank sentral sebelumnya telah mengisyaratkan dua pemotongan suku bunga untuk tahun 2025, ekspektasi kini telah bergeser, dengan beberapa analis menyarankan bahwa Fed mungkin akan mempertahankan posisi yang lebih hawkish lebih lama, terutama jika pertumbuhan pekerjaan tetap kuat. Ini telah menciptakan tekanan tambahan pada cryptocurrency dan aset berisiko lainnya, yang mengarah pada penerbangan menuju investasi yang lebih aman seperti obligasi pemerintah dan dana pasar uang.
Beberapa ahli pasar memperingatkan tentang potensi dampak jangka panjang dari kenaikan imbal hasil obligasi pada pasar cryptocurrency. Mark Zandi, Kepala Ekonom di Moody's, memperingatkan bahwa defisit fiskal yang meningkat di bawah mantan Presiden Trump dapat mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi. Ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan rotasi keluar dari aset spekulatif seperti Bitcoin dan altcoin, dengan investor mengalihkan modal mereka ke aset yang lebih stabil dan menghasilkan pendapatan. Saat imbal hasil terus naik, prospek untuk mata uang digital tetap tidak pasti, dengan beberapa analis memprediksi periode volatilitas yang berlanjut.