Bayiku sudah lahir selama setengah bulan, sekarang juga sudah memasuki tahun 2025, hati ini benar-benar sangat senang, tetapi bawah sadar saya merasa sangat melankolis, dan ini sudah mulai mempengaruhi perilaku dan emosi saya, bahkan bisa mempengaruhi mimpi saya. Sekarang saya harus mengambil tanggung jawab sebagai ayah, dan juga harus mempertimbangkan bagaimana membuat bayi tumbuh sehat di lingkungan yang relatif buruk.

Namun, menghadapi tiga masalah: penurunan konsumsi, deflasi ekonomi, dan kemunduran sosial, belakangan ini terus mengganggu pikiran saya, karena ini adalah masalah terbesar yang dihadapi generasi bayi ini. Saya sementara waktu tidak bisa memikirkan cara untuk menghadapi perubahan besar di masa depan, sekarang ekonomi global terjebak dalam kubangan, iterasi teknologi lambat, ketegangan antara Barat dan Timur, perlawanan regional, banyak orang kehilangan harapan, dunia dalam keheningan. Fenomena paling sederhana di sekitar saya adalah harga rumah turun, harga barang, berbagai produk makanan mengalami persaingan yang sangat ketat, bahkan Moutai juga tidak bisa bertahan, harga ceri di musim ini juga jatuh tajam. Pada awalnya, bagi kita orang biasa, semua barang yang murah mungkin sangat menggembirakan, tetapi bagi perusahaan itu adalah ujian hidup dan mati, tingkat pengangguran meningkat, bisnis sulit dilakukan, kebangkrutan sudah menjadi hal biasa. Pada saat seperti ini, apakah orang biasa masih bisa merasa senang? Pemecatan, pengurangan gaji, pengangguran, dan serangkaian masalah lainnya memaksa konsumsi terus menurun, kehidupan akan menjadi semakin sulit. Penyebab utama krisis adalah seluruh perkembangan umat manusia sampai sekarang tidak bisa berkembang lagi, umat manusia terjebak dalam stagnasi, reaksi berantai dari tidak maju maka mundur membuat saya sangat ragu tentang masa depan.

Sebenarnya, seluruh masyarakat selalu berkembang mengikuti jalur kapitalisme, sekarang tiba-tiba tidak bisa berkembang lagi, ada dua alasan utama, pertama, tidak ada penemuan baru yang merangsang konsumsi, menciptakan permintaan, dan yang kedua adalah kurangnya pertumbuhan. Baik perang maupun persaingan sebenarnya hanyalah cara bagi modal untuk merebut stok yang ada, yang tidak menyelesaikan masalah mendasar.

Menghadapi kapital kadang-kadang benar-benar membuat tidak berdaya, semua negara dan individu ingin berkembang, kue itu hanya sebesar itu, sekarang hampir sudah habis, sebelum ada kue baru hanya bisa saling menggerogoti untuk mencari perkembangan, berharap dunia kripto bisa menjadi titik terobosan dalam perkembangan kapitalisme, dan saya juga bisa mendapatkan sedikit keuntungan.

Menulis semua ini sebenarnya hanya ingin mengingatkan diri sendiri, dalam kehidupan mendatang harus selalu mencari solusi, berusaha membantu bayi menghadapi perubahan kompleks di masa depan, sebenarnya sangat berharap diri saya bukan orang yang cemas tanpa alasan.