Tingkat hash Bitcoin, indikator kunci dari daya komputasi dan keamanan jaringan, baru-baru ini mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada 21 Oktober 2024, tingkat hash mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 791,62 juta terahash per detik (TH/s), mencatat kenaikan substansial sebesar 74% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan signifikan ini sebagian besar disebabkan oleh penerapan perangkat keras penambangan yang lebih canggih dan efisien, khususnya generasi terbaru dari sirkuit terpadu khusus aplikasi (ASIC). Perangkat khusus ini meningkatkan daya komputasi sambil mengurangi konsumsi listrik dibandingkan dengan model yang lebih lama.
Peningkatan tingkat hash meningkatkan keamanan jaringan Bitcoin dengan membuatnya lebih menantang bagi aktor jahat potensial untuk melakukan serangan 51%, di mana mereka secara teoretis dapat menggandakan pengeluaran koin atau menghentikan transaksi.
Namun, lonjakan ini juga menghadirkan tantangan, terutama bagi operasi penambangan yang lebih kecil. Kesulitan yang semakin meningkat dalam menambang Bitcoin telah menyebabkan biaya operasional yang lebih tinggi, terutama terkait dengan konsumsi listrik. Penambang yang lebih kecil mungkin kesulitan untuk mengimbangi pengeluaran ini, berpotensi mengarah pada konsolidasi lebih lanjut dalam industri. Perusahaan penambangan yang lebih besar dengan akses ke listrik yang lebih murah dan perangkat keras yang lebih canggih mungkin mendominasi pasar, mengusir pesaing yang lebih kecil.
Selain itu, acara pengurangan hadiah Bitcoin yang akan datang, yang mengurangi hadiah untuk menambang blok baru, diperkirakan akan menambah tekanan lebih lanjut pada penambang.
Singkatnya, sementara tingkat hash yang mencapai rekor tinggi menyoroti keamanan dan ketahanan jaringan Bitcoin yang semakin meningkat, hal ini juga menyoroti meningkatnya persaingan dan tantangan operasional dalam industri penambangan. Penambang harus beradaptasi dengan kondisi yang terus berkembang ini untuk menjaga profitabilitas dan keberlanjutan.