Phoenix Group yang terdaftar di Abu Dhabi memperdalam jejaknya di AS dengan dibukanya lokasi penambangan crypto 50 MW di North Dakota.
Phoenix Group telah membuka fasilitas penambangan crypto 50 MW di North Dakota, saat perusahaan yang berbasis di Abu Dhabi tersebut menguatkan rencananya untuk memperluas operasi penambangan Bitcoin (BTC) di AS, menurut laporan Arabian Gulf Business Insight.
Fasilitas ini akan menambah lebih dari 2,7 exahashes ke divisi penambangan Phoenix Group setelah sepenuhnya beroperasi. CEO Phoenix Mining, Reza Nedjatian, menggambarkan AS sebagai pasar kunci bagi perusahaan, menyebut fasilitas baru ini sebagai langkah vital dalam strategi investasinya. Ekspansi terbaru ini mengikuti langkah lain untuk memperkuat kehadirannya di AS, karena Phoenix Group sebelumnya telah membuka fasilitas penambangan 25 MW di Willamette, Carolina Selatan.
Anda mungkin juga suka: Bitcoin ke $225.000? Analis memprediksi tahun yang menguntungkan untuk saham penambangan Bitcoin
Didirikan pada tahun 2017, Phoenix Group adalah operator penambangan crypto terbesar di wilayah MENA karena mengelola 765 MW fasilitas penambangan di AS, Kanada, dan UEA. Perusahaan ini juga merupakan distributor perangkat penambangan Bitcoin MicroBT di negara-negara seperti Mesir, Turki, dan Kenya, antara lain.
Pada Oktober 2023, Phoenix Group menjadi perusahaan crypto dan blockchain swasta pertama yang terdaftar di Bursa Efek Abu Dhabi. IPO-nya mengumpulkan $370 juta, dengan langganan melebihi penawaran awal sebanyak 33 kali. Minat yang kuat dari investor ritel juga melebihi ekspektasi sebanyak 180 kali. Phoenix Group berencana untuk terdaftar di Nasdaq pada tahun 2025 untuk meningkatkan kehadiran globalnya, meskipun jadwal pastinya masih belum jelas.
Baca selengkapnya: Phoenix Group memperluas armada penambangan dengan kesepakatan Bitmain senilai $187 juta pasca-IPO